Bukan untuk Pemburu Spesifikasi

Meskipun berlomba meluncurkan produk terbaru dengan spesifikasi wah, produsen ponsel Android tetap rutin menawarkan produk berspesifikasi lebih sederhana. Samsung, misalnya. Produsen yang sedang seru bersengketa dengan Apple itu memang memiliki Galaxy S III yang wow. Namun, di pasar, mereka juga masih menawarkan Galaxy Y dan Galaxy Pocket dengan harga tak lebih dari Rp 1,15 juta.

Hal serupa dilakukan oleh Sony. Biarpun belum ada operator di Indonesia yang sudah menggelar layanan komersial Long Term Evolution (LTE), mereka telah menawarkan Xperia ion LTE. Di sisi lain, mereka tetap menghadirkan produk baru yang lebih terjangkau. Salah satunya, Sony Xperia neo L.

Saat ini Xperia neo L dibanderol Rp 2,499 juta. Mungkin karena enggan menyiapkan uang kembalian seribu rupiah, hampir semua toko membulatkannya menjadi Rp 2,5 juta.

Dilihat dari harga jualnya, bisa ditebak kalau ponsel itu bukan ditujukan untuk pengguna yang mencari ponsel Android dengan spesifikasi tertinggi. Xperia neo L lebih menyasar peminat ponsel Android dengan layar cukup lega, fitur relatif komplet, telah mengadopsi Android 4.0 ICS, dan berharga jual relatif terjangkau.

Penampakan fisik Xperia neo L alias MT25i cukup menawan. Lekukan-lekukan di bodi ponsel turut menambah estetika ponsel berdimensi fisik 121 x 61,1 x 12,2 mm dan berat 131,5 gram itu. Layar sentuhnya berukuran empat inci, beresolusi 854 x 480 piksel, dan sanggup menyajikan hingga 16 juta warna.

Sepasang kamera dibenamkan ke ponsel yang memanfaatkan prosesor 1 GHz tersebut. Kamera di bagian belakang beresolusi lima megapiksel, autofocus, dan dilengkapi lampu kilat. Bila difungsikan sebagai perekam video, ia mampu menghasilkan klip video HD 720p. Satu kamera lain terletak di atas layar ponsel. Kamera tanpa autofocus maupun lampu kilat itu beresolusi VGA.

Pengguna yang senang bermain game sebaiknya tak lupa mengklik ikon EA Games di halaman menu Xperia neo L. Berbagai judul permainan siap diunduh. Hal yang menarik, game Need for Speed (NFS) Shift yang biasanya berbayar, siap diunduh dan diinstalasikan dengan gratis.

Untuk membaca file dokumen, spreadsheet, dan presentasi, pengguna dapat memanfaatkan aplikasi OfficeSuite. Karena berstatus viewer edition, pengguna tak bisa menyunting maupun membuat file baru.

Baterai lithium ion 1.500 mAh yang bisa dibongkar pasang, GPS, bluetooth, Wi-Fi, dan kompatibel dengan layanan HSDPA adalah sebagian spesifikasi lain Xperia neo L. Kalau mau, pengguna bisa berbagi akses internet lewat koneksi Wi-Fi dan bluetooth. Masuk saja ke menu settings, wireless & networks, dan tethering & portable hotspot. Kemudian, lakukan pengaturan singkat di sana.

Memori Xperia neo L terdiri atas RAM 512 MB dan memori internal 1 GB. Ketika ponsel masih dalam kondisi segar, total memori internal yang dapat dipakai pengguna untuk menginstalasikan aplikasi tambahan sebanyak 260 MB.

Asal tahu, selain Xperia neo L, kini di pasar masih tersedia Xperia neo V. Boleh dibilang ia merupakan saudara tua Xperia neo L. Kalau Xperia neo L berlayar sentuh empat inci, Xperia neo V hanya 3,7 inci.

Dibandingkan Xperia neo L, Xperia neo V unggul di ketersediaan radio FM, konektor HDMI, tombol fisik kamera, dan Mobile Bravia. Tetapi, Xperia neo V yang dijual di rentang harga Rp 2,25 juta hingga Rp 2,3 juta itu belum menggunakan sistem operasi Android 4.0 Ice Cream Sandwich. Ia masih memanfaatkan Android 2.3 Gingerbread. Tampilan fisik Xperia neo V, terutama bagian sampingnya, menurut penulis, juga kalah seksi dibandingkan Xperia neo L.

Pilih mana? Bergantung selera, kebutuhan, dan anggaran Anda. Kalau layar 3,7 inci dianggap memadai dan Anda tidak keberatan memakai Android 2.3 Gingerbread, penulis lebih menyarankan Anda melirik Xperia neo V.

11 thoughts on “Bukan untuk Pemburu Spesifikasi”

  1. siang mas herry.
    oot tpi tetep android sony.

    menurut mas harry SONY TIPO layak tidak untuk di pinang,menggantikan huawei x3 saya……??
    truz secara sekilas plus minus x apa…….???

    sblumx trimz jawapanx..

  2. Pak Iskak,

    Saya belum mencoba Xperia tipo. Yang saya coba justru Xperia tipo dual duluan. Uji pakai belum tuntas. Kalau kelak sudah selesai, review bakal muncul di blog ini.

  3. Pak Iskak,

    Siap. Sabar dulu ya. Ponselnya masih diuji pakai.

    Saya sudah tidak lagi di JJFM (kini JeJe Radio). Karena beberapa faktor, saya tak sempat pamitan di acara Bincang Seluler.

  4. Pak Anton,

    Di atas saya tuliskan “…yang memanfaatkan prosesor 1 GHz tersebut.” Karena tak ada keterangan dual atau quad, berarti masih single core.

    Terima kasih.

  5. INFO: karena ada masalah di database blog ini, mayoritas komentar yang dikirimkan pada 19-21 September 2012 hilang dan gagal diselamatkan.

Comments are closed.