Indikator Radio FM Meleset

Kalau Samsung memiliki Galaxy Y Duos, ponsel Android dual on GSM-GSM yang harga pasarnya kini sekitar Rp 1,375 juta, LG mempunyai Optimus L3 Dual. Harga jual ritelnya lebih murah, hanya Rp 1,299 juta. Seberapa bagus?

Penampakan fisik Optimus L3 Dual alias E405 cukup manis. Tidak terlihat mewah, namun juga tak sampai terkesan ringkih. Ia memanfaatkan layar sentuh kapasitif 3,2 inci. Layar beresolusi 240 x 320 piksel itu kurang mampu menyajikan gambar dan tulisan dengan tajam. Kalau diperhatikan, tulisan di layar ponsel terlihat bergerigi. Di bawah layar terdapat sederet tombol sentuh. Bila dibandingkan tombol serupa di Galaxy Y Duos, tombol sentuh di Optimus L3 Dual jauh lebih responsif.

Dua nomor GSM dimungkinkan siaga bersamaan di Optimus L3 Dual. Satu nomor dapat masuk ke jaringan 3G, sedangkan satu nomor lainnya hanya di jaringan 2G. Pengguna bebas menetapkan nomor mana yang diizinkan berada di jaringan 3G. Pengguna juga boleh memilih nomor mana yang akan selalu dipakai berinternet.

Saran penulis, bila kondisi memungkinkan, kuncilah nomor yang digunakan berinternet di pilihan pengaturan jaringan WCDMA only. Hal itu membuat pengguna berpeluang menikmati layanan HSDPA dengan kecepatan unduh sampai 3,6 Mbps.

Untuk bertelepon dan ber-SMS, pengguna bebas hendak memakai nomor GSM pertama atau kedua. Nada dering telepon dua nomor yang terpasang bisa dibedakan. Tetapi, khusus nada SMS, pengguna harus memilih nada yang sama untuk kedua nomor.

Bila sedang enggan menerima panggilan tertentu, pengguna dapat mengoptimalkan fitur call reject yang berada di dalam menu settings. Kalau mau, Optimus L3 Dual juga bisa diatur untuk menolak semua panggilan masuk. Ketika ada yang menghubungi, ponsel bersistem operasi Android 2.3 alias Gingerbread itu takkan berdering. Sedangkan di seberang sana, si penelepon tetap mendengar ada nada sambung.

Sebuah kamera tanpa autofocus dan lampu kilat tersedia di sisi belakang ponsel berdimensi fisik 113,5 x 59 x 13,3 mm itu. Kamera tersebut maksimal memproduksi foto beresolusi 2.048 x 1.536 piksel atau setara dengan 3,2 megapiksel. Bila difungsikan sebagai perekam video, ia sanggup menghasilkan klip video VGA.

Baterai 1.500 mAh, Wi-Fi, bluetooth, dan GPS adalah sebagian fitur lain Optimus L3 Dual. Ada pula slot microSD, aplikasi Polaris Viewer untuk membaca dokumen, dan radio FM. Kalau diperhatikan, indikator frekuensi radio FM di ponsel itu kurang akurat. Saat dipakai menikmati siaran radio FM di frekuensi 100 MHz, contohnya, garis penunjuk frekuensi berada di 100,5 MHz. Meleset tipis.

Optimus L3 Dual menggunakan prosesor Qualcomm MSM7225A dengan kecepatan 800MHz. Memorinya terdiri atas RAM 384 MB, memori internal 1 GB, dan memori sistem (system memory) 127 MB. Saat menguji pakai ponsel itu, penulis dua kali mendapatkan peringatan memori lemah (low memory). Peringatan tersebut baru menghilang ketika penulis menutup beberapa aplikasi sehingga sisa RAM membesar.

Sementara itu, sisa memori sistem yang cuma 127 MB ketika ponsel usai diformat membuat penulis harus lebih bijak. Penulis tak boleh terlalu bernafsu menginstalasikan aneka aplikasi tambahan. Kalau nekat, sisa memori pasti segera terkuras. Salah satu dampaknya, bukan mustahil ponsel tidak bisa menerima kiriman SMS baru.

8 thoughts on “Indikator Radio FM Meleset”

  1. Wah akhirnya di review juga handphone yang saya beli ini dari om herry 😀

    Mo nambahi review nya, kebetulan saya senang sekali rekam-rekam video, apalagi sebentar lagi saya mau sidang skripsi, saya berencana merekam sidang skripsi saya, agar bisa jadi dokumentasi dan mempermudah saya untuk proses pengerjaan revisi skripsi hasil sidang.
    Saya sudah coba benchmark maximal hasil rekam video dari LG Optimus L3 Dual ini. Dengan menggunakan setting ukuran resolusi VGA, ternyata durasi video yang dibuat hanya maximal selama 2 jam, pas tak kurang tak lebih, kemudian ukuran file format mp4 sebesar 900 MB, cukup hemat untuk rekaman kualitas VGA. Namun untuk baterai sampai tinggal berapa persen untuk merekam video selama 2 jam, saya belum mencobanya, sebab ketika saya merekam video tersebut, charger saya tancap terus sambil ngecas sampai 100%, handphone pun saya tinggal tidur. Nah pasti penasaran obyek apa yang saya rekam pada saat saya benchmark.. obyek tersebut adalah keadaan ketika saya tidur… hehehe.. iseng aja ternyata kita bisa jadi tau apa yang sedang kita lakukan ketika sedang tidur…

    Kemudian untuk memaximalkan memory system yang kecil, kiranya perlu di install aplikasi App to SD. Sehingga aplikasi yang di download bisa di pindah ke memory internal yang kapasitasnya 1 GB, namun ternyata tidak semua aplikasi bisa di pindah ke memory internal 1 GB tersebut, terutama aplikasi bawaan pabrik. Sehingga kita harus cermat ketika mau install aplikasi, install hanya aplikasi yang kiranya penting dan dibutuhkan oleh kita.

    “Saat menguji pakai ponsel itu, penulis dua kali mendapatkan peringatan memori lemah (low memory). Peringatan tersebut baru menghilang ketika penulis menutup beberapa aplikasi sehingga sisa RAM membesar.”
    Saya tidak pernah mendapati peringatan low memory karena RAM yang tinggal sedikit, tetapi ketika system memory yang kapasitasnya 127 MB tersebut tinggal sedikit dibawah 20 MB baru mendapatkan notifikasi memory low. Hal tersebut terjadi bukan karena RAM yang terpakai oleh banyaknya aplikasi yang dibuka, tetapi oleh aplikasi yang di download dan terinstall di memory system yang tersisa di bawah 20 MB, dan aplikasi tersebut belum di pindah ke memory internal yang 1 GB. Aplikasi, daata dan cache aplikasi yang terinstall di memory system juga berpengaruh memakan sisa kapasitas memory system, terutama aplikasi Facebook for Android, sialnya aplikasi Facebook for Android tidak bisa dipindahkan ke memory internal oleh App to SD, sehingga cukup merepotkan. Akhirnya saya hapus aplikasi Facebook for Android itu, saya ganti dengan Friendcaster for Android. Kelebihan dari Friendcaster yaitu cache aplikasi tidak menggunakan memory system yang kecil tersebut, tetapi memakai memory internal yang 1 GB, padahal Friendcaster juga sama-sama tidak bisa dipindahkan aplikasi nya ke memory internal yang 1 GB, namun tidak apa-apa, sebab cache aplikasi yang di pakai tidak menggunakan memory system, yang menggunakan memory system cuma aplikasinya.

  2. Pak Heidy Ismanto,

    Iya, akhirnya review-nya muncul juga. 🙂

    Wow, merekam video selama dua jam. Saya belum pernah merekam selama itu. Paling cuma hitungan menit deh.

    Tentang RAM, waktu dapat peringatan, awalnya saya pikir system memory-nya habis. Waktu saya lihat masih ada puluhan MB. Ternyata, beneran RAM-nya.

    Soal system memory, sudah coba menyisakannya sekitar 10 MB? Hasilnya, SMS yang dikirimkan orang lain tak bisa masuk ke ponsel.

  3. dampaknya kalo RAM low, hape jadi lemot banget, buka sms aja jadi lama, solusi manjur sih biasanya saya matiin hape, kemudian nyalakan lagi, supaya fresh lagi sisa RAMnya, sebab kalo cuma di kill task, gak ngaruh untuk memperbanyak free RAMnya…

    wah kalo system memory disisakan sampai 10 MB jelas gak bisa ngapa-ngapain om herry…

    mau tanya om herry, kalo diurutkan, lebih hemat baterai mana ya kondisi dibawah ini:
    1. Sinyal seluler aktif dual on, koneksi data via operator seluler nyala, koneksi wifi off
    2. Sinyal seluler aktif dual on, koneksi data via operator seluler nyala, koneksi data melalui wifi nyala
    3. Sinyal seluler aktif dual on, koneksi data via operator seluler off, koneksi data via wifi nyala
    4. Sinyal seluler non-aktif (flight mode), koneksi data via wifi nyala

  4. Pak Heidy Ismanto,

    Yup, paling manjur memang dengan mematikan ponsel. Waktu itu saya malas mematikan ponsel dan penasaran bisa nggak kalau cuma dengan menutup aplikasi. Ternyata, bisa.

    Untuk pertanyaan kedua, kalau diurutkan dari yang paling hemat, menurut saya: 4, 3, 2, dan 1.

  5. Bila dibandingkan dengan LG Optimus L4 II Dual E445 dan kompetitornya, mana yg paling bagus dari sisi kenerja (non kamera) ?

  6. Pak Wawan,

    Sekadar menyentuh LG Optimus L4 II Dual pun saya belum pernah, Pak. Jadi, belum bisa berkomentar.

Comments are closed.