Ingatkan Android Merek Lokal

Calon pembeli ponsel Motorola nyaris selalu memperoleh tantangan tambahan saat hendak meminang ponsel yang diinginkan. Wujud tantangannya, menemukan toko yang menjual ponsel Motorola.

Ya, harus diakui kalau jumlah gerai penjual ponsel Motorola jauh lebih sedikit daripada gerai yang menawarkan ponsel Samsung, bahkan ponsel merek lokal seperti S Nexian dan Cross. Kondisi serupa kembali dialami oleh peminat Motorola Fire XT, ponsel pintar bersistem operasi Android 2.3 alias Gingerbread.

Kali pertama memegang Fire XT, penulis kurang merasakan aura kemewahan di ponsel itu. Jujur, penulis malahan spontan teringat dengan ponsel Android merek lokal buatan Tiongkok yang pernah diuji pakai. Ada yang bermerek Ivio, ada pula yang CSL.

Ponsel itu dibekali layar sentuh 3,5 inci beresolusi 320 x 480 piksel. Sebuah konektor audio 3,5 mm dan tombol power terdapat di sisi atas ponsel. Di sisi kanan, pengguna bakal menjumpai tombol volume dan kamera. Sedangkan konektor micro USB sebagai penghubung charger dan kabel data ditempatkan di bagian kiri bodi.

Sepasang kamera dibenamkan ke Fire XT. Kamera utama yang berada di sisi belakang beresolusi lima megapiksel, autofocus, dan dilengkapi lampu kilat. Foto dan rekaman video yang dihasilkan tergolong bagus. Satu kamera lain bisa ditemukan di sisi muka ponsel. Kamera tanpa autofocus maupun lampu kilat itu hanya beresolusi VGA.

Ketersediaan fitur Firewall menjadi salah satu sisi menarik Fire XT. Dengan mengoptimalkan fitur itu, pengguna dengan mudah dapat menyaring panggilan dan SMS masuk. Pengguna dapat pula membatasi panggilan keluar ke nomor tertentu.

Ketika ingin menikmati musik, ada dua alternatif yang leluasa dipilih pengguna. Pertama, mendengarkan siaran radio FM. Pengguna wajib menancapkan handsfree berkabel karena aksesori itu sekaligus berfungsi sebagai antena.

Pilihan kedua, menjalankan pemutar musik untuk memainkan kumpulan file lagu yang sebelumnya telah disimpan di keping microSD. Asal tahu, slot memori eksternal Fire XT kompatibel dengan microSD berkapasitas sampai 32 GB.

Menurut penulis yang tidak bertelinga emas alias bukan pakar audio, kala memainkan musik, suara yang dihasilkan Fire XT tidak istimewa. Treble mendominasi, sedangkan bass hanya terdengar samar-samar.

Prosesor 800 MHz, RAM 512 MB, ROM 512 MB, bluetooth, dan GPS merupakan sebagian spesifikasi lain Fire XT. Ketika ponsel usai diformat, memori internal yang dapat dimanfaatkan pengguna mencapai 120 MB.

Ponsel berdimensi fisik 114 x 62 x 11,95 mm dan berat 114 gram itu mendukung layanan HSDPA dan Wi-Fi. Kalau mau, pengguna Fire XT dapat mengatur supaya ponsel minimal berada di jaringan 3G. Dengan demikian, pengguna seharusnya lebih nyaman saat hendak berinternet. Konsekuensi yang harus ditanggung, konsumsi baterai pasti akan lebih boros.

Terkait Wi-Fi, Fire XT yang penulis uji pakai tidak mendukung Wi-Fi tethering. Artinya, ponsel itu tak dapat difungsikan sebagai mobile hotspot. Hal bertolak belakang ditemukan pada Fire XT milik seorang rekan di Malang. Ponsel yang digunakannya memiliki menu portable Wi-Fi hotspot.

Penasaran dengan kondisi tersebut, penulis dan seorang rekan itu berbagi informasi yang tercantum pada menu about phone. Model number dan kernel version dua unit Fire XT yang kami miliki sama. Yaitu, XT530 dan Apps_2.6.32.9.

Perbedaan ditemukan pada baris Android version. Ponsel yang penulis gunakan memiliki versi 2.3.3, sedangkan yang dipakai rekan penulis mempunyai versi 2.3.5. Mungkinkah update firmware akan membuat Fire XT penulis bisa difungsikan sebagai mobile hotspot? Jawaban pasti belum diketahui.

Untuk sebuah ponsel pintar Android merek global, menurut penulis, Fire XT tidak sangat “beracun”. Namun, dengan harga jual resmi Rp 1,399 juta, ponsel itu masih potensial memikat pemburu ponsel Android merek global berharga jual terjangkau.

Update informasi: saat ini penulis memakai Motorola Fire XT dengan versi firmware 2.3.4. Tidak ditemukan fitur Firewall. Fitur mobile hotspot alias Wi-Fi tethering tersedia.

9 thoughts on “Ingatkan Android Merek Lokal”

  1. nih ponsel best price ya om harga nya ga terlalu tinggi udah dapet spesifikasi yg lumayan..

    udah tertarik sejak liat di situs nya erafone tp waktu ke konter yg di marina + wtc ga ada barangnya.. adanya yg fire qwerty 🙁

    btw kalo udah bosen boleh neh di umpan lambung ke saya.. siap menampung.. siap COD..

    hehehehehe..

  2. Pak Ari,

    Iya, Pak. Harga cukup masuk akal. Di WTC saat ini sedang ada roadshow Motorola. Jadi, Fire XT pasti ada. Harga Rp 1,399 juta.

    Di situs erafone.multiply.com, harganya tertulis Rp 1,34 juta.

  3. Pak Halloarie,

    Sekitar 15 menit lagi silakan pantau timeline Twitter saya @herrysw deh. Saya coba posting via tweet.

  4. saya juga pake ini hp…kelemahannya memori internal yg bwt aplikasi cuma 60 MB jadi saya sering melakukan download dan uninstall untuk mencicipi game atau aplikasi terbaru

  5. Pak Aziz, versi firmware yang dipakai berapa?

    Dulu saya pakai versi 2.3.3. Sisa memori internal ketika ponsel masih segar 120 MB. Tetapi, di versi itu, tak ada fitur Wi-Fi tethering.

  6. om udah coba wifinya blm, kebetulan saya lg pake koq susah bgt buat deteksi ap/hotspot, ditunggu pencerahannya om, thx

  7. Yup bener sekali fakta yang ada di market indonesia adalah motorola tidak begitu digemari. Penyebabnya bisa jadi karena spec yang agak kurang dari merk kompetitor tapi dengan harga mahal. Padahal jika melihat dari quality buildnya bisa dibilang Motorola adalah yang paling bagus.
    Saya menggunakan Motorola Razr Maxx. Motorola and proud even if they aren’t going to sell it anymore in Indonesia. Nyari aksesoris aja susahnya minta ampun mesti online or ke luar negeri T_T

    tapi pada akhirnya saya puas dengan kualitasnya (namun kesiapan fiturnya dibandingkan Samsung masih kurang).

Comments are closed.