Lantai Keramik di Layar Ponsel

Ponsel Windows Phone pertama yang ditawarkan Nokia, Lumia 800, telah dijual resmi di Indonesia. Tahun lalu, ketika diundang menghadiri Nokia World 2011 di London, Inggris, penulis sebenarnya telah mencicipi Lumia 800. Bedanya, di Inggris penulis hanya sempat mencoba Lumia 800 selama beberapa menit. Sedangkan kini penulis leluasa memakainya berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Penampakan fisik Lumia 800 sangat pantas disebut cantik dan elegan. Bodi yang menyatu, dengan baterai lithium ion 1.450 mAh tertanam di dalamnya, terlihat dikerjakan dengan cermat. Presisi sekaligus halus.

Layar sentuh kapasitif Lumia 800 berukuran 3,7 inci dengan resolusi 480 x 800 piksel. Layar AMOLED Corning Gorilla Glass itu sanggup menyajikan huruf, ikon, maupun gambar dengan prima.

Ketika ponsel sedang dalam kondisi siaga, layar Lumia akan memperlihatkan delapan bujur sangkar. Pengguna bisa menyapukan jari ke atas untuk memunculkan bujur sangkar lain. Nokia menyebut kumpulan bujur sangkar itu sebagai live tiles. Agar Anda tidak bingung, bayangkan saja ada lantai keramik di layar ponsel.

Masing-masing bujur sangkar merujuk ke fitur tertentu di Lumia 800. Dengan mengakses bujur sangkar People, contohnya, penulis dapat mengetahui status teman-teman di Facebook. Penulis bisa pula mencermati aneka tweet yang berseliweran di Twitter. Masih di hamparan “lantai keramik” itu, penulis dengan mudah bisa mengakses akun email.

Hendak berburu aplikasi? Tekanlah bujur sangkar Marketplace. Saat ini jumlah aplikasi di Marketplace memang belum sebanyak Android Market alias Play Shop. Namun, bila popularitas sistem operasi Windows Phone meningkat, kelak pengembang aplikasi tentu bakal meliriknya.

Lain waktu, seandainya penulis memerlukan bantuan navigasi atau melihat peta, penulis tinggal menekan bujur sangkar Nokia Drive atau Nokia Maps. Singkatnya, untuk berbagai aktivitas, penulis dan pengguna lain Lumia 800 bisa melakukannya langsung dari layar utama ponsel.

Sebuah kamera terdapat di sisi belakang Lumia 800. Kamera beresolusi delapan megapiksel itu menggunakan lensa Carl Zeiss. Ia dibekali dua lampu LED untuk menambah pencahayaan di lokasi pemotretan yang temaram. Kinerja kamera itu tergolong bagus, meski belum bisa mengungguli kamera Nokia N8.

Ada satu hal yang menggelitik penulis. Pada pengaturan standar, focus mode kamera Lumia 800 justru diposisikan macro, bukan normal. Kondisi yang agak tak lazim itu akan diperbaiki pada firmware terbaru.

Saat penulis mengetikkan naskah ini, firmware terbaru Lumia 800 sudah dirilis resmi untuk pengguna di beberapa negara. Pengguna di Indonesia belum bisa menikmatinya, kecuali mereka mengetahui “jurus tambahan” yang buat sebagian orang tergolong rumit.

Kamera Lumia 800 dapat pula difungsikan sebagai perekam video. Ia mampu menghasilkan rekaman video beresolusi maksimal 1.280 x 720 piksel. Rekaman video yang diproduksi layak dinilai cukup bagus.

Perlu mengolah dokumen? Aplikasi Office telah dibenamkan ke ponsel berdimensi fisik 116,5  x 61,2  x  12,1  mm dan berat 142 gram itu. Aplikasi tersebut kompatibel dengan Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint.

Prosesor single core 1,4 GHz, GPS terintegrasi, Wi-Fi, bluetooth, RAM 512 MB, dan memori internal 16 GB adalah sebagian spesifikasi lain Lumia 800. Ia mendukung layanan HSDPA dengan kecepatan unduh hingga 14,4 Mbps.

Jangan coba-coba mencari kamera di sisi muka Lumia 800. Tak perlu pula mencermati seluruh sisi ponsel demi menyelipkan kartu microSD. Sebab, ponsel itu memang tidak memiliki kamera depan maupun slot microSD.

Lumia 800 tak menggunakan kartu SIM dengan ukuran seperti di kebanyakan ponsel. Sama dengan, contohnya, Apple iPad dan iPhone 4, ia memakai kartu micro SIM. Supaya kartu SIM lama bisa diselipkan ke slot yang tersedia di Lumia 800, silakan membawa kartu SIM itu ke kantor layanan operator. Mintalah petugas di sana menggantikannya dengan kartu micro SIM. Kalau stok kartu micro SIM kebetulan habis, petugas di kantor layanan operator seluler seharusnya akan membantu memotongkan kartu SIM lama dengan alat bantu yang tersedia.

Harga resmi Lumia 800 sekarang masih Rp 5,25 juta. Dalam pengamatan penulis, gerai-gerai independen di pusat penjualan ponsel seringkali menawarkannya di rentang harga Rp 5 juta hingga Rp 5,1 juta. Di kisaran harga tersebut, penjualan Lumia 800 terlihat tak terlalu mengesankan. Bukan karena Lumia 800 jelek, namun semata-mata lantaran harga ritel ponsel itu dianggap “kurang seksi”.

Saat ini, seseorang di Indonesia yang mempunyai uang tunai Rp 5 jutaan, lalu disodori Lumia 800, amat mungkin bakal menjawab, “Nggak deh. Mending saya belikan BlackBerry atau Android. Kalau tidak, tambah uang sedikit trus dibelikan iPhone.” Anda mungkin termasuk yang memiliki sikap serupa.

4 thoughts on “Lantai Keramik di Layar Ponsel”

  1. aaaaargh gara-gara gak suka nanya akhirnya saya bawa pulang xperia padahal niat awal beli lumia 800 di batalin gara-gara lihat ada cacad di bagian atasnya yg ternyata sengaja di lepas karena itu ternyata t4 sim card 🙁 🙁

Comments are closed.