Atas undangan Lenovo, bulan lalu penulis menginjakkan kaki ke Beijing, Tiongkok untuk mengikuti Lenovo Tech World 2015. Tujuh penggalan cerita telah penulis unggah ke blog ini. Silakan membacanya di sini.
Cerita bersambung “Menjejak Tiongkok” tersebut sebenarnya belum selesai. Padatnya jadwal ke luar kota membuat penulis baru hari ini dapat menuliskan lanjutannya. Itu pun bukan diketikkan di Surabaya, kota tempat penulis sehari-hari berdomisili, melainkan di dalam kamar sebuah hotel di Bali. Kali ini mengenai pengalaman “berwisata” ke kantor Lenovo di Beijing.
Jumat, 29 Mei 2015. Hari itu menjadi hari terakhir penulis berada di Tiongkok. Sebelum diantarkan menuju bandara, masih ada satu kegiatan yang pantang dilewatkan. Yaitu, berkunjung ke kantor Lenovo di distrik Haidian, Beijing.
Meja resepsionis berada di sisi kiri pintu masuk. Sedangkan di sisi kanan pintu masuk, beroperasi sebuah gerai Starbucks. Kaki pun melangkah lebih dalam. Di dinding kanan terhampar deretan paten yang dimiliki Lenovo.
Hu Jun, staf Lenovo yang pagi itu akan mendampingi penulis dan rombongan, memperkenalkan diri. Ia menjelaskan, rombongan bakal diajak mengunjungi tiga lokasi. Yakni, Lenovo Reliability Lab, Brand Experience Center, dan Customer Center Showcase.
Lenovo Realibility Lab menjadi perhentian pertama. Debu dan kotoran menjadi barang superharam di tempat ini. Karena itu, sebelum masuk, semua sepatu harus dilapisi sarung. Persis sama dengan yang penulis alami saat mengunjungi pabrik Nokia di Finlandia, LG di Korsel, dan Polytron di Kudus, Jateng, aktivitas memotret dilarang keras dilakukan di dalam ruang pengujian.
Laboratorium itu sebenarnya memiliki banyak bagian. Di antaranya, Thermal Testing Lab, Mean Time Between Failure Lab, EMC Lab, Safety Lab, Training Room, dan Acoustics Testing Lab. Karena keterbatasan waktu, Hu Jun tidak mengajak penulis memasuki seluruh ruangan.
Thermal Testing Lab sehari-hari dipakai untuk menguji daya tahan dan keandalan peranti desktop, bukan ponsel. Pengujian terhadap tekanan udara, suhu, kelembaban, dan tegangan listrik dilakukan di sana. Durasinya bukan hanya 1-2 jam, melainkan 240 jam alias sepuluh hari sepuluh malam nonstop. “Hal-hal yang terlihat sepele, misalnya, sekrup untuk kipas CPU, juga diperhatikan dalam pengujian,” ungkap Hu Jun.
Ketika penulis memasuki Acoustics Testing Lab, terlihat satu unit CPU sedang diuji. Bukan mengenai seberapa cepat kinerjanya, melainkan seberapa berisik suara yang dikeluarkan. CPU yang bersuara terlalu keras takkan lolos pengujian. Sekadar gambaran, tingkat kebisingan di ruangan kantor setara dengan 40 desibel. Sedangkan kemampuan telinga manusia mendengar biasanya minimal 20 desibel. Kalau kurang dari 20 desibel, telinga manusia tak mampu menangkapnya.
Harga perangkat pengujian yang digunakan di ruangan tersebut tidak layak disebut murah. Mengapa? Seutas kabel yang dipakai harus dibeli dengan harga RMB 20.000 atau setara dengan Rp 43 juta. “Kalau mikrofon ini harganya sama dengan dengan satu unit mobil BMW,” jelas Hu Jun.
Dari Lenovo Realibility Lab, Hu Jun mengarahkan penulis dan tamu undangan lain menuju Brand Experience Center. Masuk ke lokasi ini ibarat melewati lorong waktu. Tiga dekade perjalanan Lenovo terhampar jelas.
Seperti inilah kira-kira kondisi ruang kerja di kantor Lenovo saat baru didirikan.
PC zaman dulu. Penulis yakin, di antara Anda pasti ada yang saat itu belum lahir.
Dulu banget, Lenovo bernama Legend. Apakah makna kata Lenovo? Ini penjelasannya.
Ada yang bilang, untuk melihat bagus tidaknya perawatan sebuah hotel, perhatikan kondisi kamar mandinya. Ada juga yang berkata, budaya kerja suatu perusahaan tecermin dari kebersihan toiletnya. Nah… inilah toilet di kantor Lenovo Beijing. 🙂
Ruangan yang menjadi persinggahan terakhir penulis adalah Lenovo Customer Center alias Customer Center Showcase.
Di sana pengunjung bisa menyaksikan aneka produk terkini Lenovo. Sebagian di antaranya telah dijual di Indonesia.
Kalau ini, Moto X (Gen 2), tidak dipasarkan resmi ke Indonesia.
Anda menyukai back cover yang mana?
Penampakan Moto X Pro.
Seperti apa sih jeroan laptop?
Oh, begini tho isi baterai laptop.
Haus? Lenovo telah menyiapkan minuman. Penulis yang sebenarnya tidak menggemari soft drink siang itu memilih minuman kaleng ini. Penasaran mencicipi Sprite-nya Tiongkok saja sih. Ternyata, rasanya sama dengan Sprite Indonesia. He… he… he….
Jangan mencari air minum “merek” Lenovo di Alfamart atau Indomaret ya. Pasti tidak ada.
Ada yang bisa menebak ini tempat apa? Seratus untuk Anda yang menjawab kantin untuk karyawan Lenovo.
Dapat oleh2 hape gratisan om?? Hhee
Pak Radi,
He.. he.. ponsel yang dipajang di sana tak boleh dibawa pulang. Andai bisa dibeli, saya tertarik membeli Moto X tuh.
nice travel ya mas herry,
kapan ya ada pabrik lenovo di indonesia? 🙂
Pak Anggiat,
Nah… itu yang saya belum tahu.
Disimpan gk om air mineralnya?hehee..barang limited tuh
Pak Tama Jt,
Ha.. ha.. nggak deh. Saya minum di tempat.
Pak Herry,
Sorry, OOT. Mau minta rekomendasi nih. Saya saat ini pakai Samsung Galaxy Core 1. Waktu itu beli 2.6 juta. Secara umum, saya cukup puas dengan performa nya. Cuma batere kurang sih, tapi masih bisa ditoleransi lah. Cuma setelah pake 1.5 taonan, ini HP mulai suka restart sendiri. Jadi pengen ganti sekalian upgrade dikit lah yang performanya sedikit lebih OK (atau minimal sama lah dgn yg ini).
Kira-kira ada rekomendasi apa yg harga baru nya sekitar 2.5 juta juga. Merek Samsung atau LG aja Pak. Mentok 3 juta lah Pak, sy ga mau beli HP terlalu mahal, hehe..Lebih murah lebih baik, toh pake nya juga cuma chatting, telepon, browsing..Cuma chatting nya emang rame, soalnya sy join beberapa grup yg isinya banyak org bawel, hahaha..
Btw, kok uda jarang review LG ato Samsung kelas menengah ya ? Reviewnya kelas atas mulu, hehe..
Pak Darius,
Harus Samsung dan LG ya? Samsung di harga segitu sih kurang nendang. Kalau LG sebenarnya ada LG G3 Beat dan LG Magna. Masalahnya, saya belum pernah menguji pakai dua ponsel itu. Jadi, saya belum mengetahui bagus tidaknya.
Ko Herry pesan kaos besar kayak yang dipakai itu dimana yach ? terima kasih …
Pak Harry W,
Kaos HSW asli itu sebenarnya kaos Giordano ukuran terbesar (saya lupa XL atau XXL) yang disablon.
Khusus kaos, saya lebih sering membeli kaos Joger Bali. Ukurannya kan standar bule tuh. Kadang saya juga membeli kaos Gurita Bandung. Kaos ala Gurita tersedia hingga ukuran 12L.
oom herry, help dong butuh masukan. saya bujet maks 2 juta. antara redmi note sama redmi 2 cakepan mana oom? kebutuhan kamera ok, ga lelet, ga suka ngegame, batere awet. ada masukan oom? nuhuun.
Pak Reymon,
Hmm… masing-masing ada plus minusnya. Kalau membaca kriteria Anda, saya lebih cenderung ke Redmi Note. Hal yang menjadi masalah, mencari Redmi Note bergaransi resmi kini sudah sulit banget. Saya tidak merekomendasikan Anda membeli Redmi Note tanpa garansi resmi.
saya cek kebanyakan garansi distributor oom herry. knapa emangnya dengan garansi itu? itu tetap bisa klaim ke service center ga kalo knapa2?
Pak Reymon,
Memangnya kenapa? Hmm… bakal serasa beli ponsel tanpa garansi deh.
Iya, sekarang Samsung kurang bagus HP menengahnya. Padahal dulu Galaxy Core cukup bagus. Sayang penerus-penerusnya malah kurang bagus. Loh kok jadi curhat, wkwkwk..
Wahh iya tuh mas, saya juga kecewa pakai samsung kelas menangah. apalagi si J1 bikin emosi deh pakenya -_-
pagi ko hari.. ko..mau tanya.ko hari pake smartband acer liquid ya.kalau beli smart band acer gitu harus sama hpnya kah..tidak terpisah???.ukuran smartband acer apakah ada yang besar soalnya saya gemuk ko.harga berapa ya kalau di jual terpisahh
Pak Bennydiharjo,
Kita nantikan jawaban dari Ko Hari ya.
Moto series nggak masuk Indonesia sih… yang backcover kayu kayaknya keren pak 😀
ooh garansi distributor artinya palsu/abal2 gitu ya pak. kalo di rentang maks 2 juta ada yg spek nya sesuai kebutuhan saya ga pak? (kamera oke, ga lelet, batere awet, ga suka game) nuhun oom herry.
Pak Reymon,
Garansi distributor independen tidak selalu palsu atau abal-abal. Namun, dengan memperhatikan kondisi selama ini, lebih baik dihindari deh.
Terkait kriteria ponsel idaman Anda, kalau yang memenuhi seluruh syarat sih tak ada. Kalau yang paling mendekati, ada Xiaomi Redmi 2 dan Acer Liquid Jade.
Suhu herry , kira kira dapat lenovo seri apa untuk suvenir dibawa pulang ke Indonesia? 🙂
Pak Sandi,
Ha… ha… yang di sana cuma boleh dipegang-pegang. Dilarang membawanya pulang.
Om herry mau nanya. Kira2 dg bugjet 2juta. Lenovo
a7000 bisa jadi rekomendasi gk ya? Kalo dibandungkan asus gmn?. Saya cuma butuh yg bagus kameranya. Batrei tahan lama n gk cepet panas. Trus buat data memory internanya besar. Saya pake samsung grand 2 kenapa cepet bgt panas ya baterei nya. Makasih. Mohon infonya
Bu Intan,
Maaf, tak tahu. Saya belum pernah menguji pakai A7000. Asus? He.. he.. jangan deh.
Hmm… kalau kamera cukup bagus (bukan bagus banget), baterai tahan lama, relatif tidak mudah panas, dan memori internal cukup besar, apakah mau? Kalau mau, silakan membeli Lenovo P70.
Galaxy Grand 2 seharusnya tidak sampai panas. Namun, untuk standar masa kini, performanya memang tergolong lemot. Coba perhatikan aplikasi apa saja yang berjalan bersamaan. Kalau bingung, jalankan jurus pamungkas deh. Yaitu, lakukan factory reset.
Apakah pak HSW sudah review Lenovo K80?
Pak Kiki,
Maaf, baru pagi ini saya bisa merespons pertanyaan Anda. Karena sesuatu hal, selama berhari-hari saya menghilang dari dunia maya.
Sekadar menyentuh K80 pun saya belum pernah.
Hmmm saya nyari hp harga 4.5 nihh yg bagus spek kamera batrai dllkecuali g2 soalnya kk saya dh pake g2 -_-
Pak Hans Ricardo,
Kalau harga Rp 4,5 juta dan bagus di kamera + baterai, saran saya, silakan melirik Sony Xperia Z3 Compact. Namun, dengan anggaran segitu, cuma bisa dapat unit bekas ya. Nggak bisa dapat unit 100 persen baru.
Saya cari yang baru ko
Pak Hans Ricardo,
Ok. Berarti sudah terjawab ya. Btw, lain kali pertanyaan yang senada sebaiknya diketikkan di tempat yang sama. Bukan terpisah-pisah seperti sekarang.
pak Herry
kalo boleh tolong di share pengalaman kunjungan ke kantor nokia, kalo tidak salah pak Herry pernah kunjungan ke sana.
Pak Ivan,
Benar. Saya pernah berkunjung ke kantor Nokia di Finlandia. Saya coba cari arsipnya dulu ya.
Om Herry, antara smartphone lenovo, xiaomi, dan meizu dengan spek yang hampir sama dan sama-sama bergaransi resmi, kira-kira lebih pilih mana om?
Kebutuhan: kamera front dan rear bagus, sosmed, jarang ngegame dan sering multitasking.
Bu Avi,
Saya akan condong ke Xiaomi. Sebab, harga biasanya akan lebih miring. 🙂
Mau tanya lg om, maaf jd OOT. Berdasarkan pengalaman atau review dr teman2 pengguna xiaomi, pelayanan service center xiaomi sendiri gimana om? Krn di kota saya tdk ada SC nya, adanya di kota sebelah. Jd agak mikir2 lg kalau mau beli. Padahal pengen bgt beli mi4i.
Bu Avi,
Termasuk kategori cukup bagus. Tidak bisa dibilang bagus, tetapi juga belum termasuk kategori jelek.