Review Acer Iconia Tab 7: Walau Murah Tak Berbonus Emosi

Lusa bakal mudik atau berlibur bersama anak tercinta yang masih balita? Selain mencari sarana transportasi yang nyaman, ada satu hal lagi yang perlu dipersiapkan. Yakni, membawa media untuk mengusir kebosanan. Tahu sendiri kan betapa mengesalkannya kalau buah hati rewel karena bosan menempuh perjalanan jauh.

Tablet alias sabak digital seringkali manjur dijadikan pengusir rasa suntuk. Bila THR masih tersisa, tak ada salahnya meminang sebuah tablet baru. Masih ada waktu untuk berbelanja kok. Acer Iconia Tab 7 boleh dijadikan salah satu pilihan.

Iconia Tab 7-1

Alasan memilih Iconia Tab 7 sebenarnya sangat sederhana. Daripada membeli tablet merek lokal buatan Tiongkok yang sering memberikan “kejutan” menjengkelkan, lebih aman melirik produk bermerek global. Kebetulan pula harga Iconia Tab 7 juga relatif terjangkau. Saat ini tablet tersebut dijual Rp 1,899 juta. Pembeli akan memperoleh bonus sleeve case dan paket data Indosat.

Spesifikasi umum Iconia Tab 7 alias A1-713 tergolong sangat lumayan. Di antaranya, prosesor empat inti (quad core) MediaTek MT8382 1,3 GHz, RAM 1 GB, ROM 8 GB, Wi-Fi, bluetooth, GPS, dan HSPA 21,6 Mbps. Saat tablet kali pertama dinyalakan, kapasitas memori internal untuk aplikasi tambahan dan file multimedia mencapai 4,14 GB.

Selot kartu SIM dan memori eksternal Iconia Tab 7 berada di bagian belakang. Pengguna cukup mencongkelnya memakai ujung kuku. Berikutnya, selipkan kartu mini SIM dan kartu microSD berkapasitas sampai 32 GB ke selot yang tersedia. Satu-satunya nomor GSM yang dipasangkan dengan mudah dapat dikunci di jaringan 3G saja.

Iconia Tab 7-3

Layar tablet Android 4.4.2 KitKat itu berukuran tujuh inci dengan resolusi 1.024 x 600 piksel. Memang tidak sangat halus, tetapi secara umum masih cukup enak dipandang mata. Layar tersebut juga peka terhadap sentuhan jari.

“Bisa dipakai telepon nggak?” Meskipun praktiknya fungsi tersebut kelak jarang digunakan, pertanyaan itu sangat sering ditanyakan oleh calon pembeli tablet di Indonesia. Jawabannya, Iconia Tab 7 bisa dipakai bertelepon dan ber-SMS.

Selama uji pakai, tablet berdimensi fisik 193 x 116 x 8,95 mm dan berat 304 gram itu penulis gunakan untuk beragam aktivitas. Contohnya, mengecek email, browsing, bertelepon, dan menjalankan permainan Minion Rush. Aneka hal tersebut dapat dilakukan dengan lancar. Baterai lithium ion 3.400 mAh yang dibenamkan ke bodi tablet itu cukup diisi ulang satu kali per hari.

Titik lemah Iconia Tab 7 terletak di kamera. Kamera utama di sisi belakang tidak dibekali fokus otomatis maupun lampu kilat. Ia siap menghasilkan foto beresolusi dua megapiksel dan klip video HD 720p. Sementara itu, kamera di sisi muka tablet hanya mampu memproduksi foto dan klip video beresolusi VGA.

Menurut penulis, performa kamera utama tablet tersebut jauh dari memuaskan. Dipakai memotret di luar ruangan dengan cahaya yang sangat memadai pun, foto yang dihasilkan kurang menggigit. Apalagi, kalau pemotretan dilakukan di lokasi berpencahayaan terbatas.

Iconia Tab 7-2

Seandainya spesifikasi kamera Iconia Tab 7 sedikit ditingkatkan, sebut saja, beresolusi dua megapiksel dan dilengkapi fokus otomatis, ia akan lebih menarik. Lho, dua megapiksel apakah sudah cukup bagus? Bergantung sudut pandangnya sih. Penulis menilai resolusi bukanlah segalanya. Lebih baik dua megapiksel, tetapi dengan fokus otomatis dan spesifikasi komponen yang prima, daripada kamera 13 megapiksel dengan spesifikasi lain meragukan.

Ingin membuktikan pendapat penulis tersebut? Carilah ponsel Sony Ericsson K750 yang mungkin masih dipakai oleh teman atau kenalan Anda. K750 adalah ponsel dengan kamera dua megapiksel yang diluncurkan sembilan tahun lalu. Lakukan beberapa pemotretan, lalu bandingkan dengan hasil jepretan ponsel merek lokal buatan Tiongkok yang dibekali kamera lebih besar.

Kesimpulan versi penulis, meskipun harganya terbilang murah, Acer Iconia Tab 7 bukanlah tablet ala kadarnya. Tablet yang relatif tipis dan masih bisa dicengkeram dengan satu tangan itu setidaknya tidak memberikan bonus. Bonus apa? Ya, bonus emosi dan latihan pengendalian diri yang sering ditemukan di tablet merek lokal buatan Tiongkok.

Penulis menduga, kandidat pesaing berat Iconia Tab 7 adalah HP 7 VoiceTab alias HP Bali. Karena baru memasuki pasar menjelang libur panjang Lebaran, distribusi Bali masih sangat belum merata. Kompetisi dua tablet itu bakal terlihat pascalibur Lebaran. Menang siapa? Ayo kita lakukan quick count dulu! Quick count ya, bukan quick qount.

***

Contoh foto yang dihasilkan kamera di Iconia Tab 7.

Iconia Tab 7-4

Iconia Tab 7-5

Iconia Tab 7-6

Iconia Tab 7-7

Iconia Tab 7-8

Iconia Tab 7-9

Iconia Tab 7-10

Satu foto di bawah ini dijepret memakai kamera depan.

Iconia Tab 7-11

***

Screen capture Antutu Benchmark dan Android Sensor Box.

Iconia Tab 7-13

Iconia Tab 7-12

40 thoughts on “Review Acer Iconia Tab 7: Walau Murah Tak Berbonus Emosi”

  1. cukupan hasil kameranya om Herry……tapi kalo ada AF nya ….seperti K 750…..ya pastinya maknyuss
    kalo ndak ada LED flashnya……..ya jangan motret ditempat yg lo light 🙂 ………btw cukupanlah hasilnya daripada yg lain….

  2. Pak Herry,
    Maaf OOT, saya dulu pernah menanyakan smartphone ukuran mini tapi kamera utama bagus.. Bagaimana kalo Xperia Z1 Compact? Apa kekurangannya?

    Terima Kasih.

    • Pak Rayner,

      Yup, Xperia Z1 Compact berdimensi fisik mungil dan memiliki kamera yang bagus. Sisi minusnya, buat yang nggak suka baterai tanam, ponsel itu memakai baterai tanam. Harga juga premium: Rp 5,999 juta.

  3. Kalo menurut Pak Herry sendiri, adakah tablet lenovo yang berpotensi menjadi pesaing acer iconia tab 7 pada rentang harga sekitar 1.9?

    Kebetulan saya mau membeli tablet dengan budget maksimal 2.1 juta…

    • Pak Amaris,

      Mungkin Lenovo A3000 ya. Namun, saya belum pernah mencoba tablet tersebut.

      Dengan anggaran segitu, Iconia Tab 7 boleh dilirik lho. Kalau masih mau bersabar, coba menanti sampai saya selesai menguji pakai HP Bali.

    • Pak Ecosr,

      Aduh, jangan membeli tablet dan ponsel Asus dulu deh. Keseriusan Asus Indonesia di dua lini produk itu patut diragukan. Bukti nyata terbaru, dalam pemasaran Zenfone, Asus adalah PHP (Pemberi Harapan Palsu) kelas wahid. Kalau mengurus distribusi saja (berarti dapat duit) mereka nggak becus, apalagi bila kelak harus menangani klaim garansi (berarti keluar biaya) yang diajukan konsumen. Zenfone 5 teman saya yang usia pemakaiannya tak sampai sebulan sudah mati total.

  4. Yap bukan quick qount pak herry.
    Ternyata pak herry selain jago review gawai. Jago ngelawak juga hahahhaa…
    Mantap

  5. pak herry,maaf OOT
    rencana saya mau ambil lenovo A526.menurut pak herry gimana,worth to buy gak?
    apa kekurangan gawai tersebut? terimakasih

    • Pak Fajarsetiauan,

      Saya belum pernah mencoba A526. Dengan demikian, saya belum bisa memberikan rekomendasi.

    • Pak Yopie,

      Sama, saya juga bukan fotografer. Jadi, “gigitan” foto yang saya hasilkan pun kurang maksimal.

    • Pak Ferdi,

      Benar, Acer termasuk merek global. Lenovo yang berasal dari Tiongkok juga sudah tergolong merek global.

  6. Maaf Om Herry, sekedar saran saja, kalau bisa setiap review mengenai gadget android mohon disertakan capture tampilan menu setting-aplikasi berikut fitur move-to-SD tersedia atau tidak.
    Acer yang ini apakah support juga fitur move-to-SD?
    Terima kasih.

    • Pak Heidy Ismanto,

      Terima kasih atas usulannya. Maaf, saya tak bersedia mengabulkannya untuk menghindari salah persepsi bahwa semua data/aplikasi dapat dipindahkan ke microSD. Sejak Google merilis KitKat, yang bisa dipindahkan ke microSD, setahu saya, sangat terbatas. Contoh yang masih bisa dipindahkan ke microSD adalah aplikasi Detik.com yang diunduh dari Play Store.

    • Bu Rahma,

      Sesuai paparan saya tadi, sampai batas waktu yang belum ditentukan, jangan membeli tablet dan ponsel merek Asus.

    • Pak Andy,

      Sudah dijual di pusat penjualan ponsel kok. Paling mudah adalah mencarinya di Erafone. Sebab, mereka yang menjadi distributornya.

    • Pak Daniel,

      Lebih mantap Acer Iconia Tab 7. Tablet Acer itu tampaknya lebih cocok diadu dengan HP Bali. Entah hasil akhirnya siapa yang menang. Sampai saat ini saya belum mencoba Bali.

    • Pak Nixen,

      Sampai detik ini saya belum menguji pakai HP Bali. Jadi, saya belum bisa membandingkannya secara langsung dengan Iconia Tab 7. Dengar-dengar sih kamera Bali sudah dilengkapi fokus otomatis.

      Btw, Juni lalu, saat diundang menghadiri peluncuran Bali, saya memang sempat pegang tabletnya. Namun, cuma towel-towel sepintas.

  7. kok d website acer d bilang msh pk jellybean, trs d iklan ny, iconia tab 7 jg msh pk 4.2 jellybean? tp yg bpk review kok pk yg kitkat?

  8. apa ada pengguna acer iconia tab 7 yang mau berbagai cerita tentang gadget ini?
    apa se seru yang ada di review HP 7 voicetab?

    • Bu Ana M.,

      Seseru apakah yang Anda maksud? Kalau soal keterbatasan akses ke microSD, hal itu akan dialami semua gawai Android dengan sistem operasi Android 4.4 KitKat. Jadi, yang membatasi memang sistem operasinya, bukan dari pabrikan ponsel.

  9. Hallo Om Herry, mau curhat nih,

    Mei kemarin akhirnya saya beli Acer Iconia Aprilia ini.
    Setelah saya pakai 2-3 bulan, mulai bermasalah pada baterainya. Padahal pemakaian normal, bahkan lumayan jarang saya gunakan. Baterai tiba-tiba ngedrop sendiri, sampai akhirnya tidak bisa menyala sama sekali walaupun sudah dicharge, dinyalakan dalam keadaan ter-charge juga tidak bisa.

    Saya baru sempat mengantarnya ke service centre Acer bulan lalu 25 Juni, sampai sekarang tanggal 19 Agustus, belum juga selesai karena menunggu spare parts baterai dari Taiwan. Ini sudah mau hampir sebulan loh, sudah lewat dari 21 hari (yang katanya batas waktu maksimal service di Acer). Saya cuma dihibur melalui SMS yang dikirim otomatis sama pihak Acer setiap minggu yang isinya memberitahukan kalau gadget saya belum selesai di service.

    Terus terang saya sangat kecewa sekali. Orang service centernya bilang baterai saya menggelembung, masa baru 2-3 bulan pakai sebentar baterai sudah menggelembung. Masa Acer jualan produk tidak mempersiapkan spare partnya sampai harus menunggu dikirim dulu dari Taiwan. Kalau tahu begini lebih baik memilih merek Samsung saja, untuk Tab 3 litenya hanya beda beberapa ratus ribu tetapi sepertinya lebih terjamin.

    Kalau seperti ini secara tidak langsung saya jadi percaya dengan slogan diluar yang bilang ACER = Awas CEpat Rusak. Saya pribadi senang melihat layanan yang diberikan melalui service center yang buka sabtu & minggu, dan juga perpanjangan garansi service 3 tahunnya. Namun saya harap Acer juga bisa meningkatkan kualitas produk, dan ketersediaan spare parts, jangan karena servicenya mudah bs 7 hr seminggu, dicover garansi service selama 3 tahun, tapi produk kualitas buruk dan cepat rusak, Nanti setelah garansi spare part tab saya habis Mei tahun depan lalu baterai saya menggelembung lagi, saya harus bayar ganti baterai lagi? Masa masa pakai produknya cuma setahun?

    Yah demikian curhatan saya Om Herry. Mudah-mudahan Acer bisa makin bagus kedepan, supaya tidak ada lagi orang-orang yang kecewa seperti saya.

Comments are closed.