Review BlackBerry Classic Q20: Pembaruan Romantisme Masa Lalu

Dalam berponsel penulis sesekali memilih jalur yang tidak mainstream. Penulis telah dua kali mengalami masa ketika memakai peranti BlackBerry dipandang janggal. Pertama, bertahun-tahun silam. Terus terang penulis lupa tepatnya tahun berapa. Satu hal yang pasti, sebelum 2007.

Saat itu penulis menggunakan peranti BlackBerry 5820 dengan layanan BlackBerry Internet Services (BIS) Indosat. Layar ponsel tersebut masih monokrom. Hitam putih. Ketika memakainya di tempat gelap, penulis harus mengaktifkan backlight secara manual. Tekan tombol tertentu dulu sampai cahaya berwarna hijau menerangi layar.

Classic-1

Tidak ada kamera maupun selot memori eksternal di 5820. Kalau akan bertelepon, sebuah handsfree berkabel harus ditancapkan. Ponsel berwarna hitam itu tak memungkinkan penggunanya berhalo-halo tanpa headset. Bagaimana tampilan BlackBerry Messenger (BBM) pada masa tersebut? He… he… he… ketika itu belum ada BBM.

Meskipun minim fitur untuk ukuran sekarang, dulu menggunakan 5820 terasa sangat asyik. Keren. Email yang bisa langsung masuk ke ponsel, layaknya sebuah SMS, membuat penulis selalu bergegas ingin membukanya. Biar seperti orang sibuk. Ha… ha… ha….

Kala orang lain kebetulan melihat penulis mengoperasikan ponsel itu, tersirat kekaguman di wajah mereka. Mungkin lantaran tak sanggup menahan rasa penasaran, sebagian di antara mereka akhirnya bertanya, “Kamu pakai ponsel apa? Kok modelnya seperti kalkulator.” Glodaks!

Layanan BIS saat itu masih mahal. Ehmm… kalau bukan Rp 350 ribu, ya berarti Rp 400 ribu per bulan. Kuota pemakaiannya, jika penulis tidak silap ingatan, dijatah 20 MB. Ya, dua puluh megabyte.

Hanya satu bulan penulis memakai BlackBerry tersebut. Alasannya sederhana, biaya berlangganannya mahal. Toh dengan mencicipi selama satu bulan, setidaknya penulis sudah mengetahui rasa menggunakan BlackBerry yang saat itu diposisikan sebagai layanan push email paling tepat bagi para eksekutif.

Masa bakti 5820 milik penulis berakhir menggelikan. Ceritanya, ponsel tersebut dibeli oleh seorang pemilik toko buah di Jakarta. Di resi pengiriman, penulis menyebutkan paket itu berisi BlackBerry. Paket tiba di alamat tujuan dan diterima oleh karyawan toko buah. Saat membaca kata BlackBerry di deskripsi barang, si penerima menyangka isinya buah blackberry. Dengan sigap satu kardus kiriman itu dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Untunglah beberapa menit kemudian pemilik toko buah tersebut menelepon ke toko. Salah satunya untuk menanyakan kiriman dari penulis. Singkat cerita, 5820 itu batal membeku di dalam lemari pendingin.

Berikutnya, cerita bergulir dengan relatif cepat. XL menawarkan layanan BIS dengan tarif jauh lebih murah. Kompetisi antaroperator GSM penyedia layanan BIS berlangsung ketat. Perang tarif tak terelakkan. Popularitas BlackBerry di sini meningkat pesat. Mulai asisten rumah tangga hingga pemilik perusahaan memanfaatkan BlackBerry. Banyak pihak dari luar negeri sampai menyebut Indonesia sebagai BlackBerry Nation. Negara BlackBerry.

Kini popularitas BlackBerry di Indonesia telah merosot. Penampakan ponsel BlackBerry terasa janggal lagi. Misalnya, seperti yang bulan lalu dialami penulis. Sore itu, dalam acara buka puasa bersama, penulis duduk satu meja dengan petinggi operator seluler. Anggap saja namanya Hanare.

BlackBerry Classic dan LG G4 penulis letakkan di meja. “Lho Her, kamu masih pakai BlackBerry tho?” tanya Hanare. “Iya, Pak. Namun, seperti biasa, biarpun memakai BlackBerry, saya tidak menggunakan BlackBerry Messenger (BBM). Kontak BBM nol,” jawab penulis.

Sesuai namanya, BlackBerry Classic memiliki tampilan klasik ala peranti BlackBerry di masa kejayaannya. Papan ketik qwerty berada di bagian bawah. Di tengah ada tombol menu berlogo BlackBerry, call, end, back, dan tak lupa trackpad yang legendaris. Bergeser ke atas lagi, terbentang layar berukuran 3,5 inci.

Classic-2

Kalau sebagian orang menilai Classic menyerupai BlackBerry Bold 9900 alias Dakota, hal itu sangat wajar. Dakota menjadi cikal bakal pengembangan Classic. Bedanya, Classic telah disesuaikan dengan sistem operasi BlackBerry 10 (BB10).

Layar Classic, misalnya, menggunakan layar sentuh beresolusi 720 x 720 piksel. Pemakaian layar sentuh di BB10 merupakan hal wajib karena sistem operasi itu mengenali aneka gerakan tangan untuk operasional ponsel. Contohnya, pengguna cukup menyapukan jari dari bawah ke atas layar untuk mengaktifkan dan membuka layar.

Konektor handsfree berkabel dan tombol power diletakkan di sisi atas Classic. Di sisi kiri, terdapat selot kartu nano SIM dan microSD. Tombol volume berada di kanan, sedangkan konektor micro USB di bagian bawah ponsel.

Papan ketik qwerty Classic sangat ergonomis. Menonjol, empuk, dan membal. Tactile feedback-nya mengajak pengguna mengenang kembali sensasi ber-BlackBerry di masa lalu. Demikian pula trackpad-nya. Sensitif terhadap sapuan jari, tetapi tak sampai bergerak liar.

Kamera utama ponsel bernama lain BlackBerry Q20 itu dilengkapi fokus otomatis dan lampu kilat. Ia mampu menghasilkan foto beresolusi delapan megapiksel dan klip video full HD 1080p. Sedangkan kamera depan Classic siap memproduksi foto dua megapiksel dan klip video HD 720p.

Classic-3

Ketika ingin mencari aplikasi tambahan, pengguna dapat masuk ke BlackBerry World dan Amazon Appstore. Berencana memantau dan membalas email, SMS, dan BBM dari laptop/PC? Jalankan BlackBerry Blend. Koneksi antara laptop/PC dan Classic bisa menggunakan kabel data maupun Wi-Fi.

Agar lebih praktis saat sehari-hari mengoperasikan Classic, pengguna pantas mengoptimalkan aneka fitur berbasis gerakan. Cara pengaturannya sederhana. Masuklah ke menu settings, lalu pilih advance interaction. Aktifkan fitur yang dibutuhkan. Salah satu yang, menurut penulis, layak diaktifkan adalah lift to wake. Dengan demikian, setiap kali ponsel diangkat dari meja atau bidang datar, layar ponsel otomatis akan menyala.

Mengikuti perkembangan terkini layanan operator seluler di Indonesia, Classic telah kompatibel dengan layanan LTE. Classic bergaransi resmi mendukung LTE band 1, 2, 3, 5, 7, 8, dan 20. Dihubungkan dengan layanan LTE di Indonesia, yang perlu diperhatikan cukup band 3, 5, dan 8.

Band 3 menggunakan frekuensi 1.800 MHz. Layanan LTE Telkomsel, XL, Indosat, dan Tri sedang atau akan berjalan di rentang frekuensi ini. Band 5 memakai frekuensi 850 MHz. Layanan LTE Smartfren bekerja di frekuensi tersebut plus band 40 di 2.300 MHz. Sementara itu, band 8 memanfaatkan frekuensi 900 MHz yang kini dipakai Telkomsel, XL, dan Indosat untuk menggelar layanan LTE di area tertentu.

Apakah Classic dapat digunakan untuk mencicipi layanan LTE Smartfren? Di atas kertas seharusnya bisa. Namun, mengacu kepada pengalaman penulis saat mencoba memadukan aneka tipe ponsel LTE berbasis GSM, praktiknya belum tentu sukses.

Pengguna bisa mengatur supaya Classic selalu berada di jaringan 2G atau 3G. Namun, pengguna tidak dapat mengunci ponsel supaya setia di jaringan 4G. Pengguna yang ingin ber-4G via Classic harus memilih ponsel itu diizinkan berpindah otomatis di jaringan 2G, 3G, dan 4G atau hanya 3G dan 4G.

Prosesor berinti ganda (dual core) Qualcomm MSM8960 1,5GHz, Wi-Fi, bluetooth, GPS, NFC, dan kompas merupakan sebagian spesifikasi lain Classic. Begitu membaca kalau Classic memanfaatkan prosesor dual core, sebagian di antara Anda mungkin langsung berpikir, “Wah, berarti Classic lemot. Tidak gegas. Kayak ponsel Android Rp 600 ribuan.”

Saran penulis, buanglah jauh-jauh persepsi tersebut. Biarpun memakai prosesor dual core, ponsel yang mendukung USB On-The-Go itu tergolong responsif. Sama halnya dengan ponsel BlackBerry 10 tipe lain dan Nokia/Microsoft Lumia yang berprosesor dual core.

Classic yang penulis uji pakai menggunakan sistem operasi versi 10.3.1.1779. Memorinya terdiri atas RAM 2 GB, ROM 16 GB, dan selot microSD. Saat ponsel diaktifkan untuk kali pertama, ruang kosong yang tersedia mencapai 10,55 GB. Sumber tenaga Classic berasal dari baterai tanam berkapasitas 2.515 mAh.

Kalau dirangkum, performa umum ponsel berdimensi fisik 131 x 72,4 x 10,2 milimeter dan berat 178 gram itu tergolong memuaskan. Ponsel yang gegas dengan tampilan fisik elegan deh. Papan ketik qwerty-nya ergonomis, hasil jepretan kameranya pun relatif bagus. Classic ibarat mengumpulkan beragam kenangan manis peranti BlackBerry keluaran sebelumnya. Romantisme masa lalu itu kemudian diracik ulang dan diperbarui.

Umpama harus menyebutkan sisi minus Classic, penulis akan berkata, “Sayang bukan dual SIM. Untuk meningkatkan angka penjualan, selain mempertimbangkan penggunaan sistem operasi Android, BlackBerry mestinya menghadirkan ponsel dual SIM.”

Menurut penulis, ada dua kelompok pengguna BlackBerry yang pantas beralih ke Classic. Pertama, pemakai BlackBerry Bold 9900 alias Dakota yang ingin meremajakan ponselnya. Kedua, pemilik BlackBerry Passport yang memimpikan peranti BlackBerry 10 dengan dimensi fisik tidak terlalu lebar.

Saat ini harga pasar Classic baru dan bergaransi resmi mulai Rp 4,725 juta hingga Rp 4,75 juta. Ponsel yang sama, tetapi tanpa garansi resmi, dijual di kisaran Rp 4,3 juta.

***

Contoh foto yang dihasilkan Classic alias Q20.

Classic-4

Classic-5

Classic-6

Classic-7

Classic-8

Classic-9

Classic-10

Classic-11

Classic-12

Classic-13

Classic-14

Classic-15

Classic-16

Dua foto berikut ini dijepret menggunakan kamera depan.

Classic-17

Classic-18

78 thoughts on “Review BlackBerry Classic Q20: Pembaruan Romantisme Masa Lalu”

  1. @om HSW, kekuatan baterainya gimana om, kalau kontak dan grup BBM aktif apakah mampu bertahan sehari penuh??

    • Pak Bima,

      Saya tidak memakai BBM. Untuk email (kira-kira 700 email masuk per hari), telepon, WhatsApp, browsing ringan, dll ala saya, baterainya rata-rata bertahan 14 jam.

  2. Siang koh,
    Wah lama ga update, hehe

    Mengesampingkan OS yang di usung
    Jika ada budget sekitar 5juta,
    Mana yang terbaik, dr kamera, fitur dan “rasa menggengamnya”

    Blackberry Classic, Samsung A5, iPhone 5 atau Oppo R1X

    Terima kasih

    • Pak Revaldo,

      Iya, lumayan lama tidak mengunggah naskah baru. Review Classic itu seharusnya tayang pada 16 Juli 2015. Eh, ketika sedang mengetik, saya menerima berita duka dari luar kota. Saya pun mesti bergegas berangkat ke sana deh.

      Dengan memperhatikan kriteria Anda dan anggaran Rp 5 juta, saya mengusulkan Vivo Xshot. Review ponsel itu bisa dibaca di blog ini.

  3. dan sayangnya dari sejak awal BB menapaki karir hingga terseok seok saat ini,… harga BB baru belum terjangkau untuk logika saya…

    entah kenapa kl saya lebih berharap clasic versi murah yg ada di kisaran 2 jutaan…..

    btw kl BB sekarang masih harus beli paket bulanan ga om herry?
    salah satu alasan pensiun dari bb karena harus beli paket bulanannya itu…

    • Pak Yuda,

      Classic adalah peranti BB10. Tidak perlu berlangganan paket BlackBerry Internet Services (BIS) lagi. Paket data yang biasanya digunakan untuk modem atau ponsel Android dapat dipakai pula di peranti BB10.

  4. Salam Koh Herry…
    pas baca kalimat :“Kamu pakai ponsel apa? Kok modelnya seperti kalkulator.” Glodaks! jadi nyengir karena inget dulu pas bantu temen bikin skripsi, kebetulan bahannya dari sebuah majalah seluler dan ada artikel soal Blackberry (lupa tipe apa) tapi memang pas lihat pertama kesannya, ” ini hape apa? kok bentuknya kayak kakulator tukang cabe” 🙂 untung abis itu Blackberry merombak model hape mereka 😀

  5. sore ko.

    mau tanya…untuk zen power .powerbank besutan zenfone.apakah sudah masuk di indonesia???

  6. Wah kameranya lumayan kiclong kalau pas siang hari ya 😀 Seumur-umur saya malah belum pernah pakai smartphone BlackBerry, nggak biasa dengan keypad QWERTY nya pak 😀

  7. Pak Herry, sy pengen beli baterai cadangan untuk handphone sy untuk jaga jaga klo baterai asli nya tiba tiba kenapa kenapa. Sebenarnya rusak tidak sih baterai disimpan lama gitu dan tidak pernah dipakai? Apakah klo udah beli harus lgsg dipakai? Karena sy malas bongkar casing terus. Jd sy lebih suka pakai powerbank.

    • Bu Rita Liem,

      Baterai cadangan yang tidak dipakai sebaiknya sesekali dipakai sampai low batt, lalu diisi ulang. Setiap 1-2 bulan gitu deh.

      Kalau sudah beli dan belum pernah dipakai, boleh disimpan dulu. Kalau sudah pernah dipakai, ikuti panduan sesuai paragraf pertama.

  8. Pak Herry adakah rencana mereview Huawei Honor 4C? Tampaknya kameranya bagus dan bodinya kokoh.

    • Pak Solehoptikcokro,

      Tak ada rencana. Saya sempat towel-towel ponsel itu. Hasil jepretan kameranya ternyata tidak sebagus yang saya duga.

  9. Sejak 2010 sampe skrg saya msh setia memakai Blackberry (meskipun ganti type beberapa kali), karena kenyamanan keyboard & push email msh blm ada yg menandingi klo menurut saya…

  10. Selamat malam Pak Herry. Sebelumnya saya ingin mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin.
    Pak Herry disini saya ingin menanyakan, apakah BB-CLASSIC ini dilengkapi juga dengan fitur aksesibilitas seperti pada Android-OS dan I-OS?

    • Pak Deny Yen Martin Rahman,

      Sama-sama, Pak. Mohon maaf lahir dan batin juga.

      Soal fitur aksesibilitas, maaf, saya tidak memperhatikannya.

  11. salam Koh Herry,

    mau minta advis, saya lagi nyari tablet 7 inch dg budget dibawah 2 juta, kandidat Lenovo Tab2 A 7-30 & Asus FE171CG. kalo dari sisi durability & performance lebih baik yang mana ya Koh Herry ?

    terimakasih.

    • Pak Looqman,

      Asus sih mending langsung dicoret dulu. Lenovo tipe tersebut saya belum pernah coba.

      Saran saya, coba melihat Hp 7 Voice Tab dan Acer Iconia Tab 7. Harga barunya maksimal Rp 1,4 juta. Review tinggal dicari di blog ini.

  12. Pak Herry, saya jadi penasaran.
    konter2 di kota saya udah pada ga jualan BB. beberapa retailer besar juga saya liat udah ga majang BB lagi di katalog produknya.
    Saya lumayan berminat sama Leap ato Jakarta nih buat hape sekunder, kira2 bisa dicari dimana ya Pak?

    • Pak Ragil Sunyoto,

      Anda di kota mana? Kini sebagian toko memang tak mau kulakan BlackBerry lagi karena konsumen yang mencari BB sudah jauh berkurang.

      Leap belum beredar resmi di sini. Kalau Z3 alias Jakarta, silakan mencari di gerai ponsel berjaringan nasional. Misalnya, Oke Shop, Erafone, dan Global Teleshop. Alternatif lain adalah membeli secara online.

  13. siang Ko Herry
    agak OOT tolong tanya apakah esia juga akan di tutup seperti flexi?
    kalo memang akan ditutup kira2 kapan ya?

    terima kasih Ko 😀

    • Pak Cun Cun,

      Nomor Esia yang berawalan kode area, misalnya, 021 dan 031 akan dimatikan juga. Tinggal menantikan jadwal eksekusi matinya.

      Kalau Esia sebagai operator, tetapi kelak nomornya akan berganti menjadi kepala 08xx, umurnya akan lebih panjang.

  14. Pak Herry,

    mending beli blackberry classic apa smartphone android dengan dana segitu 4.3 – 4.7 juta ?
    saya pake blackberry lawas juga tipe amstrong, cuma pake sms sama telepon, fitur lain tidak digunakan. fitur lain saya pake di android. hehehe.

    buat Pak looqman,
    kemaren saya beli Lenovo Tab2 A7-30 3G, barangnya oke saya pake kartu telkom dan XL bisa 3G lancar, pake game sama browsing, batere awet. cuma minus pelindung layar sama casing (hardcase/softcase) khusus A7-30. itu accesoriesnya belum ada. baru bulan ini saya pasangin pelindung layar biasa sama casing yang baru keluar di tokopedia.

    thanks

    • Pak Agung,

      Bergantung kebutuhan Anda tho. Kalau Anda hobi ber-BBM dan ingin mencoba BB10, boleh-boleh saja membeli Classic. Anda yang ingin ponsel pintar qwerty juga pantas meliriknya.

      Kalau Anda tak terlalu hobi ber-BBM dan terbiasa dengan layar full touch screen, membeli ponsel Android akan terasa lebih bijak.

  15. Dibanding Q10 lebih nyaman mana dipakenya ya pak herry ? Soalnya diliat spec nya mirip2 tp harga Q10 jauh dibawah nya …

    • Pak Rahadian Masaliha,

      Secara umum lebih nyaman Classic daripada Q10. Dipegang lebih mantap, kamera lebih oke, dan kini ada trackpad-nya lagi.

  16. Pak Herry,

    Maaf OOT, bisa dikasih masukan, smarphone merk apa yg selalu memberikan upgrade terbaru? Maksudnya seperti ada update firmware untuk benerin bugs, atau update OS. Jadi tidak hanya produksi saja. Contoh, saya pernah beli cross, dan axioo tp tidak ada pembaruan system sama sekali. Terima kasih.

    • Pak Lukman,

      Carilah ponsel Android seri Nexus dan Android One. Mereknya bebas, asalkan seri Nexus dan Android One.

  17. BB masih unggul di emailnya, terutama search di server dan kualitas body yg ok. Moga saja tetap bertahan.

  18. Kalau dilihat sekilas kayak bb dakota saya dulu :p sudah turun ke 5 juta kan pak?

    Oya pak, saya sekalian mau nanya soal UI. Menurut pak Herry UI mana yang lebih ringan/lebih smooth? UI nya Xperia atau UI nya Sony ya?

    • Bu Angie,

      Apa nih yang sudah turun ke Rp 5 juta? BlackBerry Classic harga jualnya Rp 4,725 juta kok. Itu yang garansi resmi. Kalau yang tanpa garansi resmi lebih murah lagi.

      UI Xperia atau Sony? Lah… kan sama saja.

    • Bu Angie,

      Oh, UI Sony Xperia vs LG. Relatif setara sih. Kalau dicermati banget, Xperia sedikit banget lebih ringan.

  19. Sy termasuk salah satu dr sedikit org indo yg ga pernah pake bb (ikutan anti mainstream, hahaha). Dr nokia trus SE trus sy langsung ke samsung android, hehe

    Pak HSW, kenapa ya ponsel bb ato lumia tuh pake dual core aja uda ok. Sedangkan ponsel samsung quad core aja masi lemot. Sori OOT.

    Salam,
    Darius

    • Pak Darius,

      Detail teknisnya tidak saya ketahui dengan mendalam. Menurut saya, sistem operasi dasar BB dan Lumia lebih ringan.

  20. Sampai sekarang saya masih nunggu review Nokia 215 nya lho pak Herry 🙂
    Ngomong2 pak Herry beli 215 harganya berapa? Saya cari di situs inponsel dan situshp.com hasilnya nihil pak

    • Pak Hardi,

      Uji pakai 215 baru selesai tadi malam. Pagi ini ponsel itu akan terbang ke majikan baru. Review rencananya saya ketikkan besok.

      Saya lupa kemarinnya dapat harga berapa. Harga pasar 215 memang agak aneh. Seringkali justru di atas harga ritel resmi.

  21. Pak Herry,

    Menyambung jawaban Pak Herry atas pertanyaan Pak Lukman di atas (mengenai nexus dan android one); sy agak bingung, nexus tuh tipe HP atau merek HP atau gimana ya ? Kok Pak Herry saranin beli HP nexus tapi mereknya bebas.

    • Pak Darius,

      Nexus itu salah satu seri ponsel Android. Produsennya dari waktu ke waktu berganti-ganti, bergantung Google menunjuk siapa. Contoh:
      * Nexus One dibuat oleh HTC.
      * Nexus S dibuat Samsung.
      * Galaxy Nexus lagi-lagi Samsung.
      * Nexus 4 diproduksi LG.
      * Nexus 5 oleh LG lagi.
      * Nexus 6 oleh Motorola.

  22. saya ingat pak herry mengajari cara pakai blackberry ditv lokal.mungkin namanya sbo.sudah lama 6tahun.tahun 2009.masa awal kejayaan blackberry dan sekarang sudah beda lagi

    • Pak Budi Wiryo,

      Benar, dulu saya sempat mengisi acara seputar ponsel di SBOtv. Seingat saya bukan 2009, melainkan 2008. Episode pertama tayang pada 10 Maret 2008, sedangkan episode terakhir 29 Desember 2008.

  23. Oh udah jadi 4.7 juta? Soalnya teman saya baru minggu lalu beli classic harganya 5 juta pak. Saya pegang2 enak juga ya. Keyboardnya empuk banget, lebih empuk dari dakota saya dulu

    Oiya pak, hp saya sekarang xperia m2 dual. Mau ganti ke xperia c3. Diharga 3.3 juta apakah c3 worthed pak? Atau ada opsi lain?

    • Bu Angie,

      Kalau minggu lalu mestinya sudah Rp 4.725.000. Teman Anda mungkin beli di gerai resmi berjaringan nasional ya? Misalnya, Erafone. Di sana memang Rp 4.999.000. Ya, qwerty keypad-nya enak.

      Apakah Anda suka selfie? Kalau suka selfie, boleh beralih ke Xperia C3. Kalau tak suka selfie, bertahan di Xperia M2 Dual dulu saja.

  24. Pak Herry,
    Mau nanya ni, kira-kira ada saran gadget untuk istri saya budgetnya 2 jutaan. Kebutuhan utama adalah bisa BBM dan foto selfie, sedikit media social dan aplikasi berita. Terima kasih sebelumnya atas jawaban Pak Herry.

    • Pak Michael,

      Rp 2 jutaannya maksimal berapa nih? Sebab, Rp 2,999 juta pun masih Rp 2 jutaan.

      Sementara saya usulkan Xiaomi Redmi 2 yang harga barunya Rp 1,499 juta dulu.

  25. Nice review Ko HSW,
    Saya penggemar baru ponselku.com
    Salam kenal, saya pemakai BlackBerry Z3 dan Redmi 2.

    Menurut saya, OS BB10 ini memang unik dan menarik, karena support aplikasi Android.
    Hehe..

    Lanjutkan karya mu Ko, mantap..!!

  26. Pak Herry,
    Saya senang dengan sarannya untuk ambil redmi 2 dan terima kasih atas sarannya diatas budget saya memang 2 juta kebawah, tapi untuk istri saya sudah ada android LG L70. Berkat review Pak Herry tahun lalu. Mengingat kebutuhan utama adalah BBM sedangkan BBM di aplikasi android yang memakan kuota RAM karena kontak dan Group cukup banyak. Kalau Acer liquid jade atau BB Z30 lebih baik saya ambil yang mana ya?
    Bagaimana menurut Pak Herry?
    Oya berkat baca review dari Pak Herry saya masih menggunakan Motorola Defy Mini XT 321 masih awet walau jatuh berkali2 oleh anak saya. Termasuk HP istri saya LG L70 yang telah jatuh berulang kali oleh anak saya dan masih awet. Saya ingin gadget berikut bisa awet dan bisa mengakomodir kebutuhan istri saya. Terima kasih sebelumnya.

    • Pak Michael,

      Terima kasih kembali.

      Oh, yang diutamakan BBM dan grup BBM ya. Kalau begitu, silakan membeli Z30 saja.

  27. Pak Herry
    * Lanjutan dari pertanyaan saya
    Sorry maksud saya blackberry z3 (Jakarta) bukan Z30. Karena jauh dari budget.
    Terima kasih.

    • Pak Michael,

      Ups… ternyata maksudnya Liquid Jade atau BlackBerry Z3 ya. Hmmm, dalam hal BBM sih mestinya relatif imbang ya. Silakan pilih sesuai selera deh.

  28. Pak Herry. Sya pngen cba bb os 10. Mnrt bpk Herry lbh bagus/valuable bb z3 atau z10 pak? Hrga ngk beda jauh jg.

  29. Knp kok Z3 ko Herry? Kamera, ppi layar, lbh bagus z10 kan ko. Hrga bekas tp gransi resmi z10 jg 2jt ke bawah rata2.

    • Pak Hanif,

      Karena kinerja keseluruhan BlackBerry Z3 justru lebih bagus daripada BlackBerry Z10. Terutama, dari sisi kamera dan daya tahan baterai. Harga bekasnya pun sudah semakin terjangkau, sekitar Rp 1,2 juta saja.

  30. Salam Ko Herry,

    Saya pengguna Bold 9900 (Dakota)
    Ada rencana mau Upgrade BB dan tertarik ke Passport. Menurut Ko Herry, mana yang paling value antara Q10/Q20/Passport?
    Terima kasih.

  31. Koh herry

    Malam ko salam kenal ….
    Saya mau minta saran donk lebih baik bb classic ato samsung note edge ya?
    Knp saya pilih bb classic karna body nya yg cantik dan juga lebih hemat pulsa dengan layanan. Bis per bulan nya…dan lebih terjamin juga dengan 1 pin tidak akan berubah lain lagi dengan android
    Dan Knp pilihan saya dengan samsung note edge karna body nya yg sukaraja banget dan fitur nya yg gampang sma sosmed tpi harga yg mahaaalllll bgt belum lagi kuota yg boros 3gb cuma 1minggu sedangkan skrg kuota mentari malah trus naik harga nya (pake mentari karna jaringan nya lebih bagus di tempat saya di banding perdana lain)

    Menurut koh herry lebih baik mana ya yg bagus bisa sosmed tpi hemat pulsa haha secara saya aktif di bidang online
    Tq

    • Bu Adel,

      Dua ponsel itu mestinya tak bisa dibandingkan karena harganya beda jauh banget.

      Cara memilihnya sederhana saja. Apakah Anda sangat aktif ber-BBM? Kalau iya, ambil Classic. Jika tidak, ambil Note Edge.

  32. Om Herry SW, kalo diminta pilih antara BB Classic Q20 sama BB Z30 pilih mana? Mhn dijelaskan alasannya. Tks Om.

    • Pak Leonardo,

      Bergantung selera Anda. Kalau lebih suka full touch screen, ambil BlackBerry Z30. Kalau lebih suka ponsel dengan qwerty keypad fisik, ambillah BlackBerry Classic Q20. Dua ponsel itu sama-sama menarik sih.

    • Pak Wawan,

      Untuk kondisi saat ini, saya merasa memakai layar sentuh justru lebih enak. Syaratnya, ukuran layar minimal 4,5 inci.

  33. maaf nanya lagi pak 🙂
    Aplikasi android berjalan mulus gak di BB Q20..
    tertarik pngen beli 🙂

    • Pak Wawan,

      Kalau tujuannya menjalankan aplikasi Android, lebih baik beneran beli ponsel Android deh.

  34. masalahnya tangan saya sering keringatan pak 😀
    satu lagi pak, browsernya gmana mnurut pak HSW ?? baguuss gak??
    makasih sblumnya karna udah jawab pertanyaan saya.. 🙂

  35. Pak Herry, mau nanya. Saya suka menggunakan Aplikasi LINE. Tapi koq tdk bisa pake LINE di classic ini?

  36. Jadi bb Q20 classic tidak memakai kuota sperti android yah atau bisa kita atur 2 macam dngan biaya bulanan / kuota gt yah??
    Lalu apa OS10 semua memakai cara yg sama seperti yg sy blg di atas?? Tq

    • Pak Tomz,

      BlackBerry Classic Q20 dan semua peranti BB10 menggunakan paket data biasa. Sama dengan Android gitu deh. Bukan lagi memakai layanan BlackBerry Internet Services (BIS) seperti peranti BlackBerry keluaran lama.

      Ya, semua.

  37. Selamat malam Pak Herry,,,

    Setelah membaca review Bapak,maknanya memang BB saya ga bisa dpt jaringan 4G yah??Hiks,,hiks,,

    Saya pakai blackberry Classic dengan model number : SQC100-4
    dan di System setting > about, di bilang
    LTE Operating Bands Capability :
    1,2,4,5,7,13,17,25

    Terimkasih

    • Pak Ambar,

      Kalau membaca spesifikasi yang Anda sebutkan, ponsel itu tidak kompatibel dengan 4G LTE Telkomsel, XL, dan Indosat. Peluangnya hanya dengan 4G LTE Smartfren.

Comments are closed.