Ditetapkannya angka Rp 7,999 juta sebagai harga jual BlackBerry Z30 bergaransi resmi sungguh mengejutkan. Sebab, sepintas Z30 hanya bermodal predikat sebagai ponsel berlayar sentuh terbesar yang pernah ditawarkan BlackBerry. Ia kurang menjanjikan untuk bersaing melawan Samsung Galaxy Note 3 dan Sony Xperia Z1 yang dijual di kisaran harga setara.
Alasan rasionalnya sederhana. Samsung adalah pemimpin pasar ponsel pintar dan seri Note dikenal mempunyai penggemar fanatik. Xperia Z1 tak boleh diremehkan karena selain tahan air, kualitas kameranya diyakini luar biasa. Sementara itu, posisi BlackBerry sedang terseok-seok. Popularitasnya di dunia, termasuk Indonesia yang sempat dijuluki sebagai negara BlackBerry, terus merosot.
Hal yang bisa diasosiasikan baru di Z30, “cuma” ponsel itu disebutkan telah mengadopsi teknologi BlackBerry Natural Sound dan BlackBerry Paratek Antenna. Natural sound diklaim mampu menghadirkan suara yang begitu jernih sehingga pengguna dapat mendengar detail nuansa dan variasi nada. Sedangkan antena paratek konon memungkinkan konektivitas lebih baik di area dengan sinyal kurang kuat.
Tanpa mematok harapan berlebih, setidaknya dibandingkan saat dulu menguji pakai BlackBerry Q10, penulis mulai mencoba Z30. Bodinya keren dan terkesan premium, sama dengan harga jualnya yang tak bisa dibilang murah. Rangkanya terbuat dari baja tahan karat, sedangkan bagian belakangnya berbahan baku glass weave yang mengingatkan penulis dengan carbon fiber di ponsel Android Motorola RAZR.
Z30 hadir dengan layar super AMOLED lima inci beresolusi 1.280 x 720 piksel. Di bagian atas bodi terdapat konektor audio 3,5 mm dan tombol power, sedangkan di sisi kiri tersedia konektor micro HDMI dan micro USB. Tombol volume diletakkan di kanan bodi. Kalau dicermati, di atas layar ada kamera mungil beresolusi dua megapiksel. Kamera itu juga sanggup memproduksi klip video HD 720p.
Balikkan ponsel. Di ujung atas dan bawah, tepat di tengah-tengah bodi, terlihat speaker yang selama uji pakai sukses memperdengarkan suara nan jernih. Masih di sisi belakang, ada pula kamera dengan fokus otomatis dan lampu kilat. Acungan jempol pantas diberikan kepada kamera yang mampu menghasilkan foto beresolusi delapan megapiksel dan klip video full HD 1080p itu.
Suatu saat, penulis ingin memainkan game The Amazing Spider-Man, Alpha Zero, dan Angry Birds di layar yang lebih besar. Tiga game berbayar itu kebetulan penulis dapatkan gratis lewat promo BlackBerry 25 Bertabur Hadiah yang berlangsung sampai 25 Desember lalu. Penulis tinggal menancapkan kabel HDMI ke Z30, lalu menghubungkan ujung lain kabel ke televisi.
Hal serupa dapat penulis lakukan kalau suatu ketika, misalnya, hendak menunjukkan foto-foto liburan kepada keluarga. Malahan seandainya televisi yang dimiliki telah mendukung Miracast, koneksi antara Z30 dan televisi dapat dilakukan secara nirkabel. Lebih praktis dan tentu terlihat lebih canggih.
Sama dengan peranti BB10 lain yang pernah penulis coba, Z30 mempunyai BlackBerry Hub. Asyiknya, karena Z30 telah memakai sistem operasi versi 10.2, tersedia priority hub untuk menampung pesan dengan kriteria khusus yang diatur penulis. Di saat sibuk, penulis cukup memantau priority hub dulu.
Berbincang soal spesifikasi teknis, inilah jeroan Z30: prosesor berinti ganda (dual core) Qualcomm MSM8960T Pro 1,7 GHz, RAM 2 GB, ROM 16 GB, Wi-Fi, bluetooth, GPS, kompas, dan NFC. Saat ponsel berdimensi fisik 140,7 x 72 x 9,4 mm dan berat 170 gram itu kali pertama diaktifkan, sisa memori internal tercatat 11,1 GB. Tersedia aplikasi Docs To Go untuk mengolah dokumen, termasuk membuat file baru yang kompatibel dengan Microsoft Word dan Excel.
Ponsel dengan selot kartu micro SIM dan microSD tersebut mendukung layanan LTE. Baterainya berkapasitas 2.880 mAh dan ditanamkan ke tubuh ponsel. Dengan perilaku pemakaian ala penulis, sekali diisi ulang, baterai Z30 siap mendampingi penulis mulai pagi sampai malam hari. Durasinya bervariasi, 14-18 jam, bergantung intensitas pemakaian dan kondisi sinyal operator selama satu hari.
***
Berikut contoh foto yang dihasilkan oleh kamera Z30. Olah digital yang dilakukan berupa mengubah resolusi foto menjadi VGA, penambahan tanda air (watermark), dan kompresi file 80 persen.
Memotret di kamar yang remang-remang cenderung gelap. Tanpa lampu kilat.
Memotret dalam kondisi yang sama, tetapi dengan lampu kilat.
Nah, yang di bawah ini hasil jepretan kamera depan.
Z30, harga menurut saya over ya pak? Kira2 berapa pantasnya?
Pak BeYe,
Setuju. Harganya terlalu mahal. Mestinya tak boleh lebih dari Rp 6 juta ya.
Emng dr dulu blacbery kalau jualan produk mahal.masak harga 7 jt’an koq masih dual core..hehehe..aku setuju dgm om klu harga musti gk sampai 6jt.
Bapak arif el clasico,
Saya tidak setuju dgn statement anda “masak harga 7jt’ an msh dual core”..
Memang harga itu terlalu mahal bagi blackberry yang sekarang kondisinya lg terseok2. Tapi jika anda mematok harga dari jumlah inti procesor itu salah. Contoh simple saja, bandingkan saja note 3 yg mempunyai 8 inti dengan note 3 yg pakai 4 inti snapdragon.
Dan di dunia smartphone saya rasa harga ram lebih mahal daripada procesor. Lihat saja hampir semua merk berlomba2 untuk memberikan jumlah procesor yg banyak, tapi pelit untuk memberi ram besar. Padahal ram is the king.
Thnks
Gampang kalau mau beli hp BlackBerry tunggu beberapa bulan setelah handphonenya keluar pasti harganya turun drastis, contohnya BlackBerry Z10 sekarang saja harganya sudah sekitar 4 jutaan bahkan mungkin sudah 3 jutaan.
Ko herry salam kenal , ko kalau blackberry z30 dibandingin hisense pureshot + kalau menurut ko herry lebih gegas mana? dan kalau secara keseluruhan bagus mana , maaf kalau agak ke luar pertanyaanya , mohon pencerahannya dan terima kasih , sukses buat ponselmu.com
Pak Opank46,
Maaf karena baru hari ini saya bisa merespons pertanyaan Anda. Kebetulan saya baru pulang dari Jakarta dan Belitung. Selama di luar kota, jadwal aktivitas sangat padat sehingga saya tak sempat membalas pertanyaan yang masuk.
Secara keseluruhan sih saya lebih memilih Pureshot+. Di poin kejernihan suara, Pureshot+ harus diakui satu tingkat di bawah Z30. Namun, di faktor-faktor lain, Pureshot+ lebih menarik.