Review Nexcom Apollo: Hadirkan Kejutan Berulang

Meskipun masih rutin menghadirkan featured phone (ponsel berfitur relatif terbatas), Nexcom semakin rajin meluncurkan ponsel Android. Salah satu tipe terbarunya, Nexcom Apollo. Ponsel itu membidik pengguna dengan anggaran terbatas yang ingin mencicipi smartphone.

Apollo merupakan ponsel Android dual on GSM-GSM. Dua nomor GSM dapat siaga bersamaan. Nada dering telepon keduanya bisa dibedakan. Sedangkan untuk nada SMS, satu nada digunakan untuk dua nomor sekaligus. Bila dipakai berinternet, pengguna maksimal hanya dapat menikmati layanan GPRS/EDGE. Sebab, ponsel bersistem operasi Android 2.3 Gingerbread itu memang belum mendukung layanan 3G.

Apollo-1

Tampilan fisik Apollo tak terkesan murahan. Bezel yang mengelilingi bodi, terutama bagian atasnya, mengingatkan penulis dengan bezel Nokia Asha 302. Sama dengan Asha 302, konektor audio 3,5 mm dan micro USB Apollo terdapat di bagian atas ponsel.

Meskipun beresolusi 320 x 480 piksel saja, ikon dan tulisan tersaji cukup tajam di layar Apollo. Salah satu penyebabnya, bentang layar Apollo tak terlalu besar.  Hanya 3,5 inci. Layar sentuh kapasitif itu tergolong responsif dan peka terhadap sentuhan.

Game populer Angry Birds dan Fruit Ninja telah dibenamkan ke dalam Apollo. Keduanya langsung siap dimainkan. Ada juga Talking Tom Cat versi gratis yang mengharuskan pengguna mengunduh data tambahan dulu.

Pengguna Apollo bakal menjumpai sepasang kamera. Keduanya tanpa fokus otomatis. Bedanya, kamera di sisi belakang dibekali lampu kilat. Di menu kamera, kamera belakang dan kamera depan Apollo seolah mampu menghasilkan foto beresolusi lima megapiksel. Praktiknya, ketika hasil jepretan dicermati, ukuran nyata foto sebenarnya 1.600 x 1.200 piksel atau cuma setara dengan dua megapiksel. Sedangkan klip video yang diproduksi beresolusi 352 x 288 piksel.

Prosesor MTK6515 dengan kecepatan 1 GHz, bluetooth, Wi-Fi, RAM 256 MB, dan selot microSD merupakan sebagian spesifikasi lain Apollo. Saat ponsel baru dinyalakan, sisa memori internal mencapai 99,7 MB. Tidak tersedia GPS terintegrasi di ponsel yang dilengkapi radio FM itu. Untuk mengunduh aplikasi tambahan, pengguna tinggal masuk ke Play Store, lalu mencari aplikasi yang diinginkan.

Apollo-2

Selama menguji pakai Apollo, ponsel tersebut menghadirkan kejutan berulang kepada penulis. Ada yang positif, ada pula yang negatif. Apa saja? Pertama, dengan tampilan fisik dan responsivitas seperti itu, awalnya penulis menduga harga jual Apollo minimal Rp 700 ribuan. Ternyata, ia dibanderol Rp 599 ribu.

Paket penjualan Apollo pun tergolong lengkap. Pembeli akan memperoleh ponsel, baterai 1.650 mAh, charger 600 mAh, kabel data micro USB, handsfree berkabel 3,5 mm, dan hardcase model jaring. Kardus, buku panduan pemakaian, dan kartu garansi tentu juga disertakan.

Kedua, yang ini sebenarnya kejutan negatif, berkali-kali penulis kehilangan sinyal. Empat kartu SIM dari Telkomsel, Indosat, XL, dan Axis sempat penulis selipkan ke Apollo. Semuanya pernah mendadak kehilangan sinyal. Padahal, bila kartu SIM itu penulis pasangkan ke ponsel lain, di tempat dan lokasi yang sama si ponsel sukses meraup sinyal.

Selain di Surabaya, penulis memakai Apollo saat beraktivitas di Jakarta. Hasilnya, frekuensi Apollo kehilangan sinyal ketika di Jakarta jauh lebih rendah daripada di Surabaya. Sungguh ini merupakan kasus langka bin aneh yang penulis alami selama menguji pakai aneka merek dan tipe ponsel.

20 thoughts on “Review Nexcom Apollo: Hadirkan Kejutan Berulang”

  1. malam ko herry,

    saya ingin bertanya tentang ponsel Android yg juga dual GSM (katanya buatan Taiwan ) HIMAX PURE. Apakah ko Herry sudah pernah mencoba ?
    Dan apakah bisa di compare dengan NEXCOM APPOLO ?
    Mengingat ko Herry pernah membandingkan HTC Desire VC dengan Andromax-i.

    Terimakasih.

  2. hi max pure kalo ga salah dual core ya…? jadi mungkin perbandingannya bukan dengan nexcom appolo.
    Dengan prosesor dual core dan layar sekitar 4 inch, lebih tepat dibandingkan dengan pocin lenovo s560, lenovo p700i, imo s88 discov, mito a322, dan treq pocket turbo. Mungkin masih ada yg lain juga ya?

    Menarik kalau pak Herry bisa mengkomparasi HP selevelnya.. misalnya hp dual core dengan layar skitar 4 inch, hp dual dg layar 5, hp 1ghz dg layar 4 atau 5 inch… baik pocin maupun merek terkenal..
    Bisa pak Herry?

  3. pak herry
    saya minta saran, saya berniat beli hp android
    dgn layar 4,3inch – 4,7 inch .dual core harga max 2,5 jt.. lenovos720, smartfren u atau ada saran lain

  4. Pak Victor,

    Saya belum pernah mencoba Himax Pure. Saya juga tak mengetahui ia sebenarnya dibuat di mana. Namun, kalau mengamati beberapa hal dari ponsel itu, saya cenderung menduga ia dibuat di China.

    Ponsel itu tidak bisa dikomparasikan dengan Apollo. Sebab, spesifikasi keduanya sangat berbeda. Himax Pure memiliki spesifikasi lebih tinggi. Harganya juga berlipat kali daripada Apollo. Pure dijual Rp 1,699 juta, sedangkan Apollo Rp 599 ribu.

    Dulu HTC Desire VC memang sempat saya coba singgung perbandingannya dengan Andromax-i yang selisih harganya jauh. Sebab, saya ingin menunjukkan kalau ada ponsel yang harganya overpriced alias terlalu mahal.

  5. Pak Dhan,

    Benar, Himax Pure dual core. Jadi, memang nggak cocok diadu dengan Apollo.

    Yup, lebih cocok diadu dengan Lenovo S560 dan P700i. Saya belum bisa mengomparasikannya dengan tipe lain yang disebutkan karena saya belum pernah mencoba ponsel-ponsel tersebut.

  6. Pak Lurah,

    Awalnya saya hendak merekomendasikan HTC Sensation XE. Namun, ternyata ada limit harga Rp 2,5 juta. Kalau dari spesifikasi, S720 sesuai. Namun, saya belum mencoba ponsel itu. Jadi, belum tahu bagus atau tidak.

  7. om HSW, di riview donk handphone handphone lenovo yg paling murah dan paling mahal (A60+ & K860)

    karena kalau di lihat ratio feature:price, lenovo a60+ menarik sekali. ^__^

  8. Pak Edo,

    A60+ kemungkinan besar tidak di-review karena sudah keluaran cukup lama. K860 menarik sih. Tapi, harganya lumayan.

    Saya sedang mempertimbangkan review S720 atau A690.

  9. Pak Herry, sekali sekali bikin perbandingan antar hp selevel dong, kan asyik..
    Yg lagi naik daun kayanya level single core sejutaan, dan dual core dibawah dua jutaan

  10. Pak Dhan,

    Inginnya sih begitu. Tetapi, sulit direalisasikan karena dua kendala:
    * Ketersediaan ponsel yang sekelas. Untuk menulis review, saya harus mencoba sendiri ponselnya dalam jangka waktu yang memadai. Tak bisa cuma towel-towel sejenak.

    * Ketersediaan waktu. Untuk komparasi rinci dibutuhkan waktu lumayan lama. Padahal, mau berapa pun ponsel yang dicoba, deadline naskah tetap sama.

  11. Selamat siang….mau tanya,,,antara himax pure dengan andromax u lebih recomended mana? Trus dari kedua ponsel prosessornya bagusan mana?MSM 8625 atau MT6577? Terimaksih atas jawabannya.

  12. Pak Apriant,

    Saya belum pernah mencoba Himax Pure.

    Soal detail teknis prosesor saya juga kurang paham. Namun, Qualcomm biasanya lebih menjanjikan daripada MTK sih.

  13. Selamat siang ,

    Numpang tanya ko Herry SW ,

    Kelebihan dan kekurangan Nexcom apollo apa ya ??

    Terimakasih

  14. Pak Bagaz,

    Silakan membaca naskah review di atas. Plus minus Nexcom Apollo sudah terpapar jelas.

  15. pak herry,mbok ya ngreview mito a300 dan yg sekelas serta spc s2 carrera..matur nuwun

    • Pak Endri,

      Saya tak berani iseng beli ponsel kayak gitu. Dijual lagi harganya pasti terjun bebas. Lagipula, harga ponsel merek global kini sudah semakin terjangkau. Mending beli yang pasti-pasti saja deh, Pak.

  16. pak henry mengapa di hp saya ramnya hanya 197MB pada hal di naskah review tertulis 256 MB.

    Matur nuwun.,.,.,.,.,.,.,?

    • Pak Ahmad,

      Sebab, saat ponsel barusan dinyalakan dan belum digunakan pun, sebagian RAM telah terpakai.

Comments are closed.