Review Sony Xperia Z: Ibarat Gadis dengan 3B

Sony Xperia Z merupakan jagoan utama Sony pada kuartal pertama tahun ini. Meskipun demikian, kemunculannya di Indonesia jauh dari ingar bingar. Sepi. Penyebab utamanya, ia hadir di “negara BlackBerry dan Samsung” pada saat yang kurang tepat. Peredaran Xperia Z yang bersamaan dengan penjualan perdana BlackBerry Z10 di Indonesia membuatnya kalah pamor.

Umpama Xperia Z adalah gadis yang mengikuti kontes kecantikan, para juri mestinya  bakal menilai ponsel itu telah memenuhi kriteria 3B. Yakni, brain, beauty, dan behavior. Mengapa?

Xperia Z-4

Brain. Xperia Z memakai prosesor empat inti Qualcomm APQ8064+MDM9215M 1,5 GHz, GPU Adreno 320, RAM 2 GB, dan ROM 16 GB. Saat masih segar, kapasitas memori yang leluasa dimanfaatkan pengguna mencapai 11,34 GB. Kurang besar? Selipkan saja satu keping kartu microSD ke selot yang tersedia.

Wi-Fi, bluetooth, NFC, GPS, dan mendukung layanan HSPA 42 Mbps merupakan sebagian spesifikasi lain Xperia Z. Ada pula radio FM dan Office Suite untuk membaca dokumen.

Sepasang kamera dibenamkan ke ponsel berdimensi fisik 139 x 71 x 7,9 mm dan berat 146 gram itu. Kamera di sisi belakang dibekali fokus otomatis dan lampu kilat. Kamera tersebut menggunakan sensor Exmor RS yang diklaim sebagai sensor citra (image sensor) pertama di dunia dengan video HDR untuk ponsel pintar. Resolusi foto maksimal yang mampu diproduksi sebesar 13 megapiksel. Bila difungsikan sebagai perekam video, ia sanggup menghasilkan klip video full HD 1.920 x 1.080 piksel.

Beralih ke kamera depan yang di banyak ponsel dibiarkan mempunyai spesifikasi ala kadarnya. Kamera depan Xperia Z memanfaatkan sensor Exmor R yang performanya telah terbukti andal. Ia dapat menghasilkan foto beresolusi dua megapiksel dan klip video full HD 1.920 x 1.080 piksel. Adegan foto narsis bisa dilakukan secara lebih menyenangkan dan dengan hasil yang lebih prima deh.

Xperia Z-1

Beauty. Tampilan fisik Xperia pantas mendapatkan label cantik sekaligus mewah. Hal itu berlaku untuk seluruh varian warna Xperia Z: hitam, putih, dan ungu. Layar sentuh ponsel itu berukuran lima inci, beresolusi 1.080 x 1.920 piksel, dan mampu menyajikan sampai 16,7 juta warna. Layar dengan Mobile BRAVIA Engine 2 itu disebut Sony sebagai reality display HD.

Permukaan depan maupun belakang Xperia Z menggunakan kaca yang lebih kuat daripada kaca konvensional. Selapis udara dihilangkan dalam rancang bangun layar. Sehingga, panel sentuh lebih dekat dengan layar, efek pantulan berkurang, dan layar lebih responsif.

Sebagian orang menganggap layar Xperia Z agak berkabut, berbeda dengan layar super AMOLED ponsel Samsung yang dinilainya lebih berwarna. Sebagian orang lain berpandangan sebaliknya. Layar Xperia Z dinilainya bagus. “Gimana nggak bagus. Lha layar televisi segede gaban dijadikan layar ponsel lima inci,” ujar seorang teman penulis.

Menurut penulis, layar Xperia Z terasa nyaman di mata. Tak ada kesan warna ndangdut seperti yang acapkali dijumpai di layar AMOLED. Bila layar Xperia Z tampak kurang jelas saat dilihat dari samping, bagi penulis hal itu justru menjadi kelebihan. Sebab, orang lain jadi susah mengintip apa yang sedang penulis baca atau ketikkan.

Masih terkait kecantikan fisik. Rangka Xperia Z dibuat dari serat poliamida (glass fibre polyamide) yang kabarnya lazim dipakai sebagai pengganti besi di suku cadang mobil. Sementara itu, tombol power dan tombol volume Xperia Z berbahan baku aluminium.

Behavior. Sebuah ponsel idealnya dibuat untuk mempermudah penggunanya. Penulis pernah memakai Apple iPhone 4 dan Nokia Lumia 920. Keduanya adalah ponsel pintar yang menarik. Namun, saat akan mulai memakainya, ponsel itu justru agak “mempersulit” penggunanya.

Ketika hendak memasang atau melepaskan kartu micro SIM, pengguna iPhone 4 atau Lumia 920 harus menusuk lubang kecil di samping selot kartu dulu. Padahal, normalnya pengguna tidak membawa jarum atau peniti saat beraktivitas. Kesulitan serupa tidak terjadi di Xperia Z. Kartu SIM bisa diselipkan maupun dilepaskan dengan mudah tanpa memerlukan bantuan jarum atau peniti.

Meminjam slogan I Hate Slow milik sebuah operator CDMA, Xperia Z memiliki perilaku yang antilemot. Ia gegas dan trengginas. Ia juga tangguh, termasuk terhadap air dan debu. Karena telah memenuhi standar IP55 dan IP57, pengguna leluasa memakainya sambil berhujan-hujan atau mandi. Hendak dicelupkan ke air tawar sedalam maksimal satu meter pun boleh, asalkan durasinya tak lebih dari 30 menit. Bodi ponsel kotor? Ya dicuci saja.

Xperia Z-2

Penulis sempat iseng memasukkan ponsel bersistem operasi Android 4.1 Jelly Bean itu ke akuarium milik seorang teman. Selama bermenit-menit ponsel tersebut dibiarkan bercengkerama dengan ikan cupang. Bagaimana bila dicelupkan ke dalam kuah soto, rawon, atau bakso? Entahlah. Penulis tidak tega mencobanya.

Selama sekitar dua minggu penulis menguji pakai ponsel yang dibanderol Rp 7,499 juta itu. Selain sederet kepuasan, ada beberapa sisi minus yang penulis temukan. Dengan perilaku pemakaian ala penulis, baterai 2.330 mAh yang ditanamkan ke ponsel itu hanya sanggup bertahan 8-12 jam.

Firmware Xperia Z tampaknya masih perlu disempurnakan pula. Sebab, kadang ada bug yang muncul. Misalnya, lampu notifikasi di bagian kanan atas Xperia Z yang penulis gunakan sempat tak berfungsi. Masalah langsung tuntas setelah penulis melakukan factory data reset.

***

Inilah hasil jepretan kamera Xperia Z bila dibandingkan dengan beberapa ponsel lain.

Xperia Z-5

Untuk melihat foto lain yang dihasilkan oleh Xperia Z, silakan masuk ke http://ponselmu.com/telkomsel-adakan-seamless-photowalk/. Seluruh foto di tautan itu dijepret memakai Xperia Z.

6 thoughts on “Review Sony Xperia Z: Ibarat Gadis dengan 3B”

  1. “Tak ada kesan warna ndangdut seperti yang acapkali dijumpai di layar AMOLED”
    Pak, maksudnya dangdut bagaimana ya?
    Makasih review dan sharingnya. =D

    • Pak Just0dir,

      Hmm…. agak sulit menggambarkan warna ndangdut. Intinya, terlihat ngejreng banget gitu lho, Pak. Sudah mendekati mblobor.

  2. Pa xperia z kan tanpa tombol home seperti samsung,yg ada home touchscreen,tombol touchscreen home back yg 3 itu(yg paling bawah) bisa ga di geser agar hilang saat main game?karena menurut saya mengganggu penampilan di layar.

  3. Pak Hendra,

    Saat bermain game, tiga tombol di layar sentuh itu tetap muncul. Tak bisa digeser. Bagi saya sih tak sampai mengganggu. Namun, penilaian setiap orang tentu bisa berbeda.

  4. Cupang aja punya smartphone.. Masak aku enggak?? Hehe
    Pak, cara melakukan factory data reset itu bgmn? Klo bapak memlilih, lebih condong ke Xperia Z , ZL, ato ZR ? 😉

    • Pak Hayat,

      Untuk melakukan factory data reset, silakan masuk ke settings, backup & restore, lalu factory data reset.

      Saya belum pernah mencoba Xperia ZR. Kalau Xperia Z atau Xperia ZL, saya memilih Xperia ZL.

Comments are closed.