Review Sony Xperia Z3+ Dual: Tak Takut Air Walau tanpa Penutup Charger

Alih-alih disambut dengan sorak-sorai, penggemar ponsel Sony di Indonesia menyongsong kehadiran Xperia Z3+ Dual dengan relatif adem ayem. Padahal, ponsel itu merupakan ponsel Android Sony dual SIM berspesifikasi tinggi pertama yang dijual resmi di tanah air.

Ada dua hal yang membuat Xperia Z3+ Dual tak disambut meriah. Pertama, tak sedikit pencinta Sony yang terlanjur membeli Xperia Z3 Dual. Walaupun tidak beredar resmi, ponsel itu mudah didapatkan di kota-kota besar dan penjual online. Kedua, Xperia Z3+ dibayang-bayangi masalah overheating. Asal tahu, uji pakai yang penulis lakukan membuktikan problem overheating itu tak semengerikan yang beredar di internet.

Z3+ Dual-1

Sama dengan pendahulunya, Xperia Z3+ Dual dibekali kemampuan tahan air. Ia mengantongi rating IP65 dan IP68. Meskipun demikian, dari sisi tampilan, ponsel berdimensi fisik 146,3 x 71,9 x 6,9 milimeter dan berat 144 gram itu terlihat berbeda. Sekeliling bodinya tidak didominasi bidang datar, melainkan lengkungan. Hal tersebut mencuatkan kesan fisik yang lebih cantik.

Bila diperhatikan, rancang bangun konektor di bodi Xperia Z3+ Dual juga disempurnakan. Sejak Xperia Z1, Sony membiarkan konektor handsfree terbuka, tetapi konektor micro USB masih diberi penutup tambahan untuk menghadang masuknya cairan. Di Xperia Z3+ Dual, konektor micro USB ponsel juga didesain tanpa penutup. Meskipun telanjang, konektor charger tersebut tetap sanggup menghadang masuknya cairan.

Z3+ Dual-4

Perubahan kecil itu sangat menguntungkan pengguna. Sekarang lebih praktis. Untuk mengisi ulang baterai, pengguna tinggal menancapkan charger yang akan dipakai. Mereka tak perlu lagi melewati tahapan buka tutup pelindung konektor. Kemungkinan penutup kendor karena sering dibuka-tutup otomatis juga hilang.

Selot kartu SIM Xperia Z3+ Dual terletak di sisi kiri bodi. Kalau selot yang dilengkapi penutup itu dibuka, lalu isinya dikeluarkan, bakal terlihat sebuah penampang dengan dua alas kartu. Keduanya memakai kartu nano SIM.

Sepasang nomor GSM yang dipasangkan bisa siaga bersamaan. Satu di antaranya, terserah pengguna ingin memilih SIM1 atau SIM2, leluasa masuk ke jaringan 2G, 3G, maupun 4G LTE. Sedangkan satu kartu lainnya hanya bisa berada di jaringan 2G.

Anggaplah saat ini SIM1 berada di jaringan LTE. Besok, pengguna menginginkan SIM2 yang masuk ke jaringan LTE. Perubahan itu cukup dilakukan via menu di ponsel. Kartu SIM yang terpasang tidak perlu dikeluarkan. Mengacu kepada uji pakai yang penulis lakukan, Xperia Z3+ Dual terbukti dapat bekerja di LTE frekuensi 900 dan 1.800 MHz.

Z3+ Dual-2

Wi-Fi, bluetooth, GPS, NFC, RAM 3 GB, ROM 32 GB, dan selot microSD merupakan sebagian spesifikasi teknis ponsel itu. Saat ponsel masih baru, ruang kosong yang tersedia di memori internal mencapai 21,97 GB. Ponsel Android 5.0.2 Lollipop tersebut juga dibekali radio FM, mesin penjawab panggilan telepon, dan aplikasi Office Suite untuk membuat, menyunting, maupun membaca dokumen.

Layar Xperia Z3+ Dual memanfaatkan LCD IPS 5,2 inci beresolusi full HD 1.920 x 1.080 piksel. Saat ponsel siaga dan pengguna ingin mengaktifkan layar, pengguna tak perlu menekan tombol power. Pengguna cukup mengetukkan jari ke layar sebanyak dua kali. Layar pun akan menyala.

Sesuai namanya, tap to wake up, ketukan dua kali di layar hanya dapat “membangunkan” layar. Untuk memadamkan layar, pengguna tidak bisa menerapkan jurus mengetuk layar. Pengguna tetap harus menekan tombol power atau membiarkan layar padam otomatis setelah rentang waktu tertentu.

Z3+ Dual-3

Prosesor? Nah… ini dia biang beredarnya kabar Xperia Z3+ Dual mengalami masalah overheating alias panas yang berlebihan. Ponsel itu memanfaatkan prosesor delapan inti (octa core) Qualcomm Snapdragon 810 MSM8994 yang terdiri atas empat inti 2 GHz dan empat inti 1,5 GHz.

Telah menjadi rahasia umum di kalangan penggemar gawai kalau prosesor tersebut cepat panas. Sony pun mengakuinya dan bergegas melakukan langkah-langkah untuk meminimalkannya. Sedangkan LG, konon karena mengetahui Snapdragon 810 mengalami masalah overheating, enggan memakainya untuk LG G4.

Masih terkait overheating, saat mulai menguji pakai Xperia Z3+ Dual, penulis telah siap dengan kondisi terburuk. Misalnya, ketika ponsel dipakai beraktivitas, permukaan ponsel bakal terasa panas. Ponsel pun padam sendiri karena suhunya terlalu tinggi.

Z3+ Dual-5

Realitanya ternyata tidak semengerikan itu. Selama proses uji pakai, Xperia Z3+ Dual tak pernah mendadak padam. Bodi ponsel tersebut juga tidak pernah terasa panas. Hangat iya, tetapi belum pantas dikategorikan panas. Meskipun demikian, bukan berarti ponsel itu terbebas dari masalah yang berhubungan dengan panas. Ada satu problem yang melibatkan kamera dan suhu ponsel.

Sebelum masuk ke sana, mari kita mencermati spesifikasi kameranya dulu. Kamera belakang Xperia Z3+ Dual menggunakan lensa 25 mm dengan bukaan f/2,0. Kamera itu dilengkapi fokus otomatis, lampu kilat, dan mendukung ISO/ASA sampai 12.800. Ia sanggup menghasilkan foto beresolusi 20,7 megapiksel dan klip video ultra HD 4K.

Beralih ke kamera depan. Kamera tanpa lampu kilat maupun fokus otomatis itu dapat memproduksi foto beresolusi lima megapiksel dan klip video full HD. Bila ditelusuri lebih dalam, tersedia aneka pilihan mode yang siap dieksplorasi pengguna. Sebagian di antaranya adalah superior auto atau mudahnya mode serbaotomatis, AR effect, style portrait, dan AR mask.

Z3+ Dual-39

Z3+ Dual-37

AR effect boleh dicoba oleh pengguna yang ingin menambahkan objek unik saat melakukan pemotretan. Style portrait pantas dicicipi pengguna selfie. Demikian pula AR mask yang memungkinkan pengguna mengganti wajahnya dengan wajah orang lain, bahkan hewan.

Menurut penulis, hasil jepretan kamera Xperia Z3+ Dual layak dikategorikan bagus. Problemnya, aktivitas pemotretan seringkali terganggu oleh kamera yang menutup otomatis. Ketika penulis mengaktifkan kamera dan menggunakannya untuk memotret sebanyak 20-25 kali, contohnya, kamera otomatis menutup. Muncul keterangan yang intinya menyatakan kamera dinonaktifkan karena suhu ponsel tinggi. Penulis diminta menunggu suhu ponsel turun dulu sebelum menjalankan kamera lagi.

Hal lebih parah terjadi bila penulis menjalankan efek tambahan kamera. Misalnya, AR effect dan AR mask. Baru diaktifkan saja, muncul notifikasi yang menginformasikan suhu ponsel meningkat. Kalau terus meninggi, kamera akan dihentikan. Padahal, saat itu penulis sama sekali belum memotret.

Jepret… jepret…. Maksimal baru sempat dipakai menghasilkan lima foto, kamera sudah menutup otomatis. Muncul pemberitahuan suhu ponsel terlalu tinggi sehingga kamera dinonaktifkan. Sesekali hal itu malahan telah penulis alami saat baru memotret satu kali. Ya, satu kali.

Z3+ Dual-35

Z3+ Dual-40

Z3+ Dual-38

Kalau dirangkum, berikut hal-hal yang membuat penulis menyukai Xperia Z3+ Dual: tampilan fisik cukup mewah, hasil kamera tergolong bagus, dan baterainya cukup tahan lama. Dengan perilaku pemakaian ala penulis, baterai tanam 2.930 mAh ponsel itu rata-rata bisa bertahan 16 jam.

Kemampuan tahan air juga menjadi pemikat tambahan. Penulis tidak membutuhkan ponsel yang bisa diajak berenang atau direndam. Namun, setidaknya penulis tak perlu ragu memakai ponsel itu sambil menerjang hujan. Saat sedang mandi atau mencuci tangan, penulis juga tidak usah ragu menerima panggilan telepon masuk.

Asyiknya, sekarang penulis tak perlu lagi setiap hari mencungkil penutup konektor micro USB. Penulis juga tidak usah mengeluarkan dana tambahan untuk membeli kabel charger bermagnet atau konverter dari micro USB ke konektor bermagnet. Karena konektor charger Xperia Z3+ Dual berstatus terbuka, charger dapat langsung ditancapkan ke sana.

Beralih membicarakan hal-hal yang tidak penulis sukai. Pertama, seperti yang sudah dipaparkan di atas, kamera ponsel itu mudah menutup otomatis dengan alasan suhu ponsel tinggi. Padahal, ketika hal itu terjadi, bodi Xperia Z3+ Dual belum terasa panas.

Kedua, fitur ketuk-ketuk layar terasa kurang optimal. Saat ponsel dikantongi dan bergesekan dengan saku, Xperia Z3+ Dual menganggap layarnya telah diketuk dan di-unlock. Tanpa disadari penulis, ponsel melakukan panggilan keluar, mengaktifkan kamera, atau mengakses menu lain.

Terakhir, ehm.. ini sangat subjektif, harga jual Xperia Z3+ Dual yang dipatok Rp 9.499.000 terlalu mahal. Setidaknya kini ponsel itu menjadi sulit bersaing dengan Samsung Galaxy S6 dan LG G4. Penulis sempat bercanda, mestinya Sony sekalian memasang banderol Rp 9.999.999. Angka hoki!

***

Contoh foto yang dihasilkan Xperia Z3+ Dual.

Z3+ Dual-6

Z3+ Dual-7

Z3+ Dual-8

Z3+ Dual-9

Z3+ Dual-10

Z3+ Dual-11

Z3+ Dual-12

Z3+ Dual-13

Z3+ Dual-14

Z3+ Dual-15

Z3+ Dual-16

Z3+ Dual-17

Z3+ Dual-18

Mencoba aneka efek tambahan di menu kamera bawaan ponsel.

Z3+ Dual-19

Z3+ Dual-20

Z3+ Dual-21

Z3+ Dual-22

Z3+ Dual-23

Kini menjajal kamera depan sekaligus efek bawaan kamera. Dilarang keras tertawa.

Z3+ Dual-24

Z3+ Dual-25

Z3+ Dual-26

Z3+ Dual-27

Z3+ Dual-28

Z3+ Dual-29

Z3+ Dual-30

Z3+ Dual-31

***

Screen capture Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, dan kondisi awal RAM.

Z3+ Dual-34

Z3+ Dual-33

Z3+ Dual-36

Z3+ Dual-32

86 thoughts on “Review Sony Xperia Z3+ Dual: Tak Takut Air Walau tanpa Penutup Charger”

  1. Thanks until reviunya, Om. Tapi saya mau tanya soal ini: “Satu di antaranya, terserah pengguna ingin memilih SIM1 atau SIM2, leluasa masuk ke jaringan 2G, 3G, maupun 4G LTE. Sedangkan satu kartu lainnya hanya bisa berada di jaringan 2G.”
    Pertanyaan sederhana: bila teknologi sudah sedemikian canggihnya, mengapa SIM di ponsel dual SIM tidak bisa dua-duanya 3G? Apakah ini taktik dagang produsen atau memang teknologinya belum sampai ke sana? 🙂

    • Pak Nur Rahmat Y,

      Until? *bingung*

      Setahu saya, sampai saat ini memang belum ada produsen yang menawarkan ponsel dual SIM, di mana dua nomor bisa siaga bersamaan di jaringan 3G. Secara teknologi mungkin sudah bisa. Namun, dimensi fisik ponsel akan cukup lebar atau tebal. Harga jualnya juga tak bisa kompetitif. Singkatnya, dari sisi kelayakan bisnis, belum masuk deh.

  2. Baru kali ini liat pose selfie pak Herry SW se ekspresif dengan efek api di kepala, thx buat reviewnya pak, ditunggu review² selanjutnya…

  3. kalo masalah kamera yg otomatis force closed krn suhu panas walau bru dipakai 1x foto rasanya koq ga masuk akal. bisa jadi itu masalah bug di software. mungkin setelah ada update software terbaru bisa normal kembali, mengingat pengalaman koh herry. yang bilang kalo suhunya cm hangat, bukan panas.
    kalo Z3+ apakah sudah support quick charging?
    selama koh herry memakai Z3+ apakah masih nyaman dipakai dengan 1 tangan?

    • Pak Roni,

      Entah bug atau tidak, tetapi saya yakin hal itu sebenarnya bisa diperbaiki via update firmware. Semoga saja Sony segera mengeluarkan pembaruan firmware.

      Seharusnya sudah mendukung quick charging.

      Memegang dengan satu tangan sangat nyaman. Sekadar melihat-lihat menu juga masih lumayan. Namun, kalau harus mengetik di papan ketik qwerty virtual dengan satu tangan, terasa kurang nyaman deh.

  4. pak Herry saya mau beli hp budget 3-4 jutaan, dual sim, dan 4G. Kira2 yg layak di beli apa ya pak? Terimakasih pak

    • Bu Dian,

      Kalau yang penting dual SIM dan 4G, mestinya membeli Xiaomi Redmi 2 yang dijual Rp 1,499 juta pun sudah memadai. Bila ingin tipe yang lebih tinggi, ada Xiaomi Mi 4i dan Lenovo P70.

    • Pak Kridalaksana,

      Saya belum pernah menguji pakai ponsel itu.

      Dengan memperhatikan aneka hal, termasuk masa edar dan spesifikasi, menurut saya, untuk ukuran saat ini Xperia Z Ultra sudah kurang menarik.

  5. Hp keren tp z3+ harganya bener bener..hehe

    mau tanya pa, kalau diantara z3 compact sama galaxy alpha. mendingan ambil yang mana ?

    • Pak Dede6699,

      Maaf, saya tak pernah menguji pakai Galaxy Alpha. Jadi, saya tidak mengetahui perbandingannya dengan Xperia Z3 Compact.

  6. selamat siang Pak Herry…..:), kenapa setelah masuk Indonesia namanya kok bukan SONY XPERIA Z4, kok malah menjadi SONY XPERIA Z3+? dan apakah kendala yang terjadi diatas tersebut tidak bisa diperbaiki dengan melakukan update FormWare oleh SONY Mobile Pak?

    • Pak Deny Yen Martin Rahman.

      Alasan pastinya saya tak tahu. Yang pasti, nama Xperia Z4 hanya dipakai di Jepang. Di luar Jepang (jadi bukan hanya Indonesia) nama yang digunakan Xperia Z3+.

      Kendala yang ada, menurut saya, bisa diperbaiki dengan update firmware.

  7. Akhirnya yg di tunggu2 keluar juga & thanks info nya om HSW,

    Mau tanya :
    Apa fitur camera antara Z3+ dgn LG G4 berbeda ya? Soalnya tidak ada foto om HSW yg ” aneh2 & baru liat” di review nya LG G4 kmrn?
    Kalo di hitung dgn angka, berapa nilai menurut om, antara Sony Z3 + vs LG G4?
    Apa benar yg penutup baterai bisa di lepas & hilang? Bukan nya ada pengaitnya? Cmiw
    Utk OS Android 5.0.2 lolipop, punya temen saya kok cuma 5.0.1 aja & sempat coba update, katanya udah yg terbaru? Apa ada beda versi ya? Krn punya temen, beli yg bergaransi resmi.
    Menurut om, kamera nya layak di Kategori kan bagus, apa bisa di bilang setara dgn LG G4?
    Utk memotret sebanyak 20-25 kali nya itu, berapa lama proses nya sehingga muncul error nya? Apa langsung atau ada jeda nya antara yg 1&2&seterusnya?
    Apa Sony Z3 + nya tidak ada wireless charging?

    Maaf kalo pertanyaan nya banyak banget om HSW

    Btw di tunggu review selanjutnya,

    Salam

    • Pak Santoso,

      Ya, di menu bawaan kamera G4 tidak tersedia aneka efek unik seperti yang tersedia di Xperia Z3+ Dual. Sebaliknya, di Xperia Z3+ Dual tidak ada menu manual kamera yang komprehensif ala G4.

      Wah, kalau pakai angka begini yang susah. Hmm… 6 vs 9 deh.

      Penutup baterai Xperia Z3+ Dual tidak bisa dilepas.

      Unit yang saya gunakan juga barang untuk pasar Indonesia kok. Jadi, mestinya sama dong.

      Kinerja kamera Xperia Z3+ Dual sedikit di bawah G4.

      Untuk pemotretan 20-25 kali itu, jeda antarpemotretan hanya beberapa detik.

      Soal wireless charging, seharusnya ada ini http://www.sonymobile.com/global-en/products/accessories/wireless-charging-plate-wch10/. Namun, saya belum pernah mencobanya.

  8. Lagi nabung buat bli z3 compact pak herry…kamera lbih bgus mana d banding adikny itu?oh iya om pak herry sya iseng buka situs review hp tetangga n tertarik kamera putar d himax lll,bgaimana tnggapan pak herry ttg brand tsbt sdah layakkah dsbut brand global

    • Pak Danar,

      Adik yang dimaksud apakah Xperia Z3+ Dual? Kalau iya, hasil jepretan Xperia Z3+ Dual lebih mantap daripada Xperia Z3 Compact.

      Himax? He.. he.. itu sih merek lokal yang berusaha menyembunyikan identitas. Saya dua kali membeli Himax, dua kali pula dibuat kecewa berat. Yang pertama, penerimaan sinyal sangat tidak stabil. Yang kedua, built quality-nya terkesan ringkih.

      Kalau berbicara etika bisnis, saya juga memberikan penilaian negatif terhadap merek itu. Coba buka http://www.xiaomiindonesia.com dan http://www.xiaomi.co.id. Sudah? Sekarang silakan menyimpulkannya sendiri. Xiaomi tak ada hubungan apa pun dengan Himax lho.

  9. Pak foto yg pas mata keluar laser itu keren pak. Mungkin aja bapak bisa main film. Hehe

    Pak saya mau tanya harga LG G2 mini sekarang berapa ya pak? Apa masih cocok untuk zaman sekarang? Ada LED notifikasinya ga pak?

    • Pak Hendra,

      Terakhir G2 Mini dibanderol Rp 1.799.000. Namun, barang sepertinya sudah kosong. Penjual yang masih punya stok mematok harga Rp 2 juta.

      Untuk pemakaian ringan, G2 Mini masih layak beli. Hasil kameranya tergolong bagus. Ada pula fitur remote control TV yang tidak ditemukan di ponsel lain berharga jual setara.

      Soal LED notifikasi, saya tak ingat. Sepertinya tak ada.

    • Pak Hendra,

      G2 Mini yang beredar di Indonesia varian dual SIM dan tanpa LTE. Kalau G2 Mini yang dijual di Singapura mendukung LTE, tetapi hanya single SIM.

  10. Salam Hormat,Pak Herry.
    Maaf klo bertanya diluar judul.
    menurut bapak,mana yg layak beli antara xiomi mi4i dan samsung galaxy A3?
    trlepas mgkn Pak Herry belum pernah mencoba A3,bagaimana menurut analisa bapak tentang performa A3 berdasarkan pengamatan spesifikaai di atas kertas?
    Atau bapak ada rekomendasi merk dan tipe bagi saya yg punya budget 2,8jt utk membeli smartphone?
    Atas jawaban bapak,saya ucapkan terima kasih.

    • Pak Tris,

      Wah, saya belum pernah mencoba Xiomi Mi 4i. Merek baru ya, Pak?

      Galaxy A3 juga belum pernah uji pakai. Cuma pernah towel-towel. Fisiknya cantik, tetapi kok terasa nge-lag ya.

      Dengan anggaran Rp 2,8 juta, menurut saya, Xiaomi Mi 4i boleh dilirik.

  11. Om HSW,

    Thanks info nya

    Btw yg mau saya tanyakan adalah : apakah Sony Z3 + nya udah support langsung dgn wireless charging?
    Apa bisa langsung atau harus pakai bantuan cover tertentu spy bisa?

    Kalo link yg om kasi itu, bukan nya utk Sony Z3 yg lama & harus menggunakan kan alat bantu spt cover nya gitu & kebetulan saya juga menggunakan Sony Z3 seri D6633 + sch10 ( cover nya & tidak di jual terpisah dgn wireless charging plate nya) + charging plat nya, sehingga lebih mahal harga nya.

    • Pak Santoso,

      Oh, pasti tidak bisa langsung. Diperlukan cover tambahan. Masalahnya, saya tak tahu ada yang jual atau tidak.

      Plate tersebut tak bisa dipakai untuk Xperia Z3+ Dual? Terima kasih atas informasinya.

  12. Om HSW,bagusan mana hasil jepretan redmi 2 dengan zenfone 2?

    & Om apa pernah nyoba antena Yagi buat penguat sinyal?

    Terima kasih

    • Pak Harrys,

      Di tempat terang lebih bagus Redmi 2. Di tempat gelap lebih bagus Zenfone 2.

      Tak pernah coba Yagi.

  13. Mengapa banyak produsen hp memakai snapdragon 810?apa mereka tidak membuat produk contoh dulu untuk menge test produk mereka sebelum di buat masal?apakah kt sebagai konsumen yg dijadikan tester oleh mereka?ay liat hanya samsung dan LG yg tau akan masalah overheat 810 dan pastinya mereka sudah membuat uji coba dulu sebelum sebelum membuat produk masalnya.sy akan upgrade z3c saya nanti bila z4c usb terbuka seperti z3+ ini,plus selfue camera bagus dan lebih tipis mungkin,semoga penerapan fitur seperti knock code hadir di xperia.double tap to wake sering terbuka sendiri saat hp masuk kantong.

    • Pak Hendra,

      Pertanyaan soal Snapdragon 810 yang bisa jawab produsen nih.

      Ya, double tap to wake sering terbuka sendiri saat Xperia Z3+ Dual dikantongi.

  14. Loh…sya kira himax itu brand jepang,mgkin sya yg salah tangkap artikelny at mmang brand image yg sngaja d bngun sprt brand yg dobel “p” itu…ad bocoran hp layak bli kah untuk blan dpan at yg sedang pak herry uji pakai,liquid x1 mgkin?sya dnger g4 pke snsor kamera sony imx234,n samsung s6 pke yg sony imx240 sdngkan sony sndiri berkutat d imx220 d z1-z3 n…strategi marketingkah?at memang smcam ad perjanjian yg mengharuskan demikian krena sya pikir in blunder g pnting dri sony mengingat d bbrpa situs review mnyematkan kamera s6 sbgai yg terbaik melebihi iphone 6 n lumia 1520 n 930 skalipun…sehat trus pak herry biar bsa sering review,btw klo bleh tau kok pak herry g prnah foto rame2 ya (tman/keluarga)…salam

    • Pak Danar,

      Awalnya saya juga sempat menyangka begitu saat membaca profil perusahaan di http://himax.co.id/id/other/about. Ini saya copy paste-kan:

      In mid-2012 in Tokyo, we created a team of 5 members who had a brilliant idea to create a new innovations about gadget. In October 2012, one of our member did survey to many country, after he did the survey, we chose Indonesia as the first place to do business around gadgets like smart phone and tablet. Originated from there, we invented a brand named HIMAX, High Quality Premium Gadget with Maximum Features.

      Why we choose Indonesia as the first place? Indonesia is one country that has a high potential for mobile technology, therefore, HIMAX want to provide innovation in the form of gadgets with high specification, passed the International standards, but has an affordable price.

      Setelah saya cek ke sana-sini, ternyata pemiliknya sama dengan ponsel merek lokal Maxtron.

      Belum ada bocoran. Saya tidak akan me-review Liquid X1.

      Soal detail teknis sensor kamera, maaf, saya tak tahu.

      Terima kasih, Pak.

  15. Pak herry bantu rekomendasi tablet tapi yg wifi only kisaran harga 1,5 juta – 2juta, apa yang mendekati budget segitu?
    Saya lihat foto selfynya Pak herry bikin saya senyum2 sendiri 🙂

    • Pak Ikipyon,

      Hmm… saya agak bingung dalam menjawabnya.

      Kalau tablet yang Wi-Fi only, ada Xiaomi Mi Pad yang bagus dan layak beli. Masalahnya, harga bekasnya pun masih lebih dari Rp 2 juta. Minimal Rp 2,2 juta.

      Di pasar ada Acer Iconia Tab 7 dan HP 7 Voice Tab yang harga barunya kurang dari Rp 1,5 juta. Keduanya dilengkapi selot kartu SIM. Namun, spesifikasi dan kinerjanya memang tidak semantap Mi Pad.

  16. Maaf oot nih pak. Kata temen saya hp android yang processornya mediatek itu cepet rusak ya? Masa sih pak? Padahal saya mau beli lg magna

    • Pak Hendrianto,

      Tidak benar. Jangan membandingkan Mediatek sekarang dengan sekitar delapan tahun lalu. Mediatek sudah jauh lebih baik.

  17. Pagi Pak Herry, mau nanya, maaf sebelumnya kalau tidak ada hubungannya dengan artikel.
    1. Pak Herry sudah mencoba Android Lolipop ya? Apakah batasan penulisan di eksternal memory (bawaan Kitkat) masih ada? Atau sudah hilang, jadi bisa bebas lagi seperti Jelly Bean?
    2. Adakah cara mencari komentar tertentu di Ponselmu.com?
    Terima Kasih Pak.

  18. Malam Pak herry
    Barusan saya serching di google
    dan buka beberapa Link di kaskus
    Kenapa ya kok banyak yg menuLis
    produk dari Sony Experia itu Produk GagaL
    apa bener itu pak herry
    bagaimana menurut pendapat bapak?

  19. Jepretannya mantap… Wah kalau dikit2 panas gitu kurang bisa diandalkan ya pak, misal pas lagi di pantai rekam video plus jeprat-jepret sana sini, hehehe… 🙂

    • Pak Tuxlin,

      Benar, kamera gampang berhenti mendadak karena panas merupakan gangguan yang mengesalkan.

  20. Maaf oot Pak Herry,
    Dengan budget 4 jutaan, saya ingin membeli Sony Xperia Z Ultra. Mungkin ada saran atau masukan merek/tipe lain dari Bapak dengan budget segitu? Terima kasih sebelumnya.

    • Pak Arif,

      Boleh tahu dulu Rp 4 jutaannya maksimal berapa? Sebab, Rp 4,999 juta pun masih termasuk Rp 4 jutaan.

      Xperia Z Ultra untuk ukuran saat ini sudah tidak menarik.

    • Pak Arif,

      Kalau mau mepet Rp 4 juta, silakan mencari LG G2 dan LG G Pro 2. Kalau mau yang lebih murah, beli Xiaomi Mi 4i Rp 2,799 juta pun mestinya sudah cukup kok.

  21. Pak Hery yth. saya pengguna Z3 dual (D6633) dari luar. ada beda emang dg Z3 + yg rom nya 32gb di hp saya 16gb. utk mengatasi doubel tab saya pake kunci pola pak. utk mengunci dr layar saya cukup menggeser tombol home ke bundar putih menggunakan Screen off and lock. yg jadi masalah buat saya kenapa tlp saya tidak bisa di pake utk ngecek ussd spt *888# *889# *887# dll. setelah loading lama muncul notifikasi masalah sambungan atau kode mmi tidak valid.diluar itu overall sangat nyaman dan bagus utk Z3 dual terimakasih atensinya

  22. halo ko hery,

    saya lagi cari hp sony dan kebetulan dulu pernah punya hp zony z1,tapi hp overheat trs padahal ngak panas sama sekali, akhirnya saya jual hp tsb, dan dalam pencarian hp ternyata saya masi tetap suka sony, nah yg saya ingin tanyakan ko, antar sony z3 compact, atau sony M5 atau Z5 compact, menurut ko hery lbh enak mana ya? soalnya harga M5 dan z3 compact sama, dan Z3 reguler selisih dikit juga, dan satu lagi ko kalau di bandingkan dengan lenovo vibe shot, antara sony z3 compact di segala segi (kamera, performa, batre, dll) worth mana ko?

    terima kasih atas tanggapan nya

    • Pak Ivan,

      Saya belum pernah menguji pakai Xperia M5 dan Xperia Z5 Compact. Jadi, belum bisa berkomentar. Kalau Xperia Z3 Compact pernah coba dan tergolong bagus.

      Kalau tidak perlu dual SIM, Xperia Z3 Compact lebih menarik sih.

  23. Hi pak, saya sudah hampir 6 bulan memakai z3+ dual sebagai hp cadangan, karena masalah overheating yang ga selesai selesai terutama ketika memakai kamera .

    update firmware juga tidak membantu. menurut bapak masih layakkah hp ini saya pakai atau jual ?
    sepertinya sony sudah ga peduli dengan varian ini, dan malah endorse z5 gede gedean…
    z3+ dual seperti terlupakan dan tak terurus.
    terlepas dari masalah apapun, sebetulnya ini hp very good dalam desain dan fiturnya

    • Pak Vincent,

      Kalau tidak keberatan dengan rugi banyak dibandingkan harga beli dulu, lebih baik dijual deh. Sebab, keluhan utama saya dengan Xperia Z3+ Dual justru berhubungan dengan kamera. Padahal, kamera kan justru menjadi nilai lebih ponsel itu.

      Problem dengan kamera tidak lagi saya temukan di Xperia Z5 Dual.

  24. Pak Herry, apa sekarang tetap masih ada masalah kamera dan overheating pada xperia z3+? Sekarang harga dipasaran berapa ya?

    • Pak Erfan,

      Maaf karena baru hari ini saya bisa merespons pertanyaan Anda. Kebetulan saya baru pulang dari Jakarta dan Belitung. Selama di luar kota, jadwal aktivitas sangat padat sehingga saya tak sempat membalas pertanyaan yang masuk.

      Tak tahu. Saya sudah lama berpisah dengan Xperia Z3+ Dual. Harga barunya saat ini Rp 7,499 juta.

  25. Pak herry, dibatam ada Z3+ dual yg harganya 5,5 jt baru, tetapi barunya skrg aja 7jt, yg membedakan garansiny atau apa ya ? Soalny saya nanya yg 5jt itu baru dan ori bukan rekondisi, setelah cek memang original barangnya pak. Saya bingung apa prbedaannya ? Saya harus beli yg mana ? Thanks

  26. Pak Herry, mau tanya xperia z3+ ini sudah ada fitur fingerprint nya belum ?? Oh iya kalo dibandingkan sama xperia z5 kira – kira dimana aja ya perbedaannya ?

    • Pak Hafidz F,

      Belum.

      Perbedaan yang paling terasa, kamera Xperia Z5 Dual lebih bagus dan tak ada keluhan dengan masalah panas. Trus, juga ada fingerprint-nya.

  27. Slamat sore P.Herry..sy mau nanya..bagusan mana sony xperia Z2 dengan Z3.Dan knp masalah Z3 ada di toucsrem ny…yg sy dengar soal mesin kata ny kuatan(bandelan)Z2 drpd Z3…

    • Pak Ade Syahroni,

      Xperia Z3. Tak ada masalah di layar kok. Mesin juga baik-baik saja. Yang kurang sip itu Xperia Z3+.

  28. Sore Pak Herry,
    Saat ini banyak market place yang menjual smartphone dengan berbagai merk. Apakah Bapak punya rekomendasi marketplace terpercaya yang menjual smartphone dengan garansi resmi?
    Yang saya khawatirkan, mungkinkah apabila di marketplace tertentu, produk diklaim bergaransi resmi, tapi saat barang sampai di tangan ternyata garansinya tidak resmi? Kemudian bila produk rusak dalam pengiriman, apakah bisa diklaim untuk tukar barang atau refund?
    Karena membeli smartphone secara online kadang menimbulkan rasa waswas, namun ada kendala waktu bila harus mengunjungi toko hp yang ada di mall.

    Dari serangkaian produk xperia yang memiliki versi compact-nya pernahkah bapak mencoba keduanya? Misalnya Z3 dengan Z3 compact atau Z5 dengan Z5 compact.
    Apakah ada perbedaan yang signifikan selain masalah satu SIM atau Dual SIM?

    Adakah hp ukuran di bawah 5 inch dengan dua sim card tapi speksifikasi bagus?

    Apakah Anda memiliki info apakah Xperia X telah resmi di Indonesia atau belum?

    Semoga Bapak berkenan menjawab.
    Terima kasih.

    • Bu Virya,

      Mohon maaf atas keterlambatan respons karena saya baru pulang dari luar kota.

      Tidak ada marketplace yang pasti hanya menjual ponsel bergaransi resmi. Mau di Blibli, Lazada, Elevenia, maupun tempat lain, status garansi ponsel yang dijualnya campur. Ada yang resmi, ada yang tidak. Ada yang baru, ada yang bekas tetapi diakui baru.

      Kalau mau yang pasti resmi, ada Erafone.com dan Oke.com. Ponsel yang dijual pasti bergaransi resmi. Namun, keduanya bukan marketplace.

      Bila produk rusak dalam pengiriman, bisakah tukar barang atau refund? Teorinya bisa. Namun, saat berurusan dengan marketplace tertentu (contohnya Lazada), wah… harus sambil belajar bersabar dan rajin berdoa.

      Ya, yang Z3 itu saya pernah coba versi reguler dan mungilnya. Biasanya ada sedikit perbedaan di kapasitas RAM. Namun, tidak terasa terlalu signifikan.

      Ponsel dengan layar kurang dari 5 inci, dual SIM, dan spesifikasinya bagus? Sementara belum ada.

      Xperia X belum beredar resmi di sini.

  29. Mau tanya pak,

    D tempat saya, banyak yg jual xperia seri z, tp ada embel2 docomo nya, dg harga miring, yg saya takutkan produk2 tsb tdk bergaransi resmi, seperti xiaomi. Apa pak herry punya saran utk membeli produk tersebut?

  30. salam kenal pak,

    minggu lalu saya beli xperia z3+ second dapet harga 3,5. baru tau ada masalah cuepet panasnya itu yg bikin ngeri. jadi ndak bisa dipake agak lama. pas saya beli blm tau ada problem panas di hape ini. mungkin ada saran untuk ngatasi panasnya pak?

    mungkin ada saran untuk hape yg mirip ini tapi tanpa masalah panas?

    ada rencana review mi5 pak?

    terimakasih

    • Pak Mas Top,

      Tak ada saran. Lha itu seolah sudah jadi “fitur bawaan”.

      Hmmm… LG G5 SE. Namun, nggak tahan air ya.

      Tidak.

  31. Apakah penyakit di Sony Z3 juga berlaku di versi Compactnya pak? Diketahui model mini Sony tidak memangkas spesifikasi, akankah problem tersebut terbawa oleh Sony Z3 Compact?

  32. Salam kenal pak,
    Mau tanya, hp saya sony xperia z3+ AU SOV31, keluhan saya, sinyalnya jelek sekali pada saat di dalam ruangan, saya bandingkan dengan hp istri saya (redmi 4a), kekuatan sinyal nya sangat jauh pak, dengan menggunakan operator yg sama, pernah saya tanyakan ke tukang service, kalau ICPA nya bermasalah, tetapi setelah di ganti dgan yg baru, tetap sama.
    Sekedar informasi, unit yg saya dapatkan second pak, dan dan ada saran untuk di flash ke rom docomo, apa benar seperti itu pak?
    Ada alternatif solusi lain mungkin pak? Supaya sinyalnya stabil
    Terimakasih

    • Pak Rangga,

      * AU SOV31 itu apa ya?

      * Anda menyebutkan “ada saran untuk di-flash ke ROM DoCoMo”. Apakah ponsel Anda itu berlabel DoCoMo? Kalau iya, berarti ponsel itu dirancang untuk dipakai di jaringan NTT DoCoMo Jepang. Mungkin ada ketidaksesuaian spesifikasi yang membuatnya tidak bisa bekerja optimal di sini.

Comments are closed.