Beberapa bulan setelah Vivo V9 diluncurkan, Vivo merilis Vivo V9 6 GB. Ditilik dari namanya, mudah ditebak kalau V9 6 GB dibekali RAM 6 GB. Namun, perbedaan ponsel itu dengan V9 terdahulu (sebut saja sebagai V9 reguler) sebenarnya bukan kapasitas RAM saja. Kinerja nyata V9 6 GB juga lebih baik. Penulis alias HSW telah membuktikannya.
Sebelum berlanjut, silakan menggali ingatan Anda dulu dengan membaca ulasan V9 reguler di tautan berikut. Sudah? Kini saatnya membandingkannya dengan V9 6 GB.
Perbedaan pertama adalah kapasitas RAM. V9 reguler dibekali RAM 4 GB, sedangkan V9 6 GB dibekali RAM 6 GB. Kapasitas memori internal alias ROM-nya sama: 64 GB.
Kedua, V9 reguler menggunakan prosesor Snapdragon 450, sedangkan V9 6 GB memanfaatkan prosesor Snapdragon 660 AIE yang tingkatannya lebih tinggi.
Embel-embel AIE di belakang 660 merupakan penanda kalau ia dilengkapi Artificial Intelligence Engine. Hanya dituliskan Snapdragon 660 pun, penggemar gawai sebenarnya telah mengetahui kalau Snapdragon 660 mendukung kecerdasan buatan.
Dengan perilaku pemakaian yang sama, HSW merasakan V9 6 GB lebih gegas daripada V9. Hal itu terutama sangat kentara ketika ponsel diminta menjalankan beberapa aplikasi sekaligus, lalu diajak berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain.
Ketiga, kamera depan V9 beresolusi 24 megapiksel. Di V9 6 GB, resolusi kamera menurun menjadi 12 megapiksel saja. Namun, kamera tersebut memanfaatkan sensor dual pixel dengan 24 juta unit fotografis. Ketika digunakan untuk berswafoto, hasil jepretan kamera V9 6 GB terbukti lebih tajam daripada V9 reguler..
Beralih ke kamera belakang. Kamera dua ponsel itu sama-sama berlensa ganda 13 + 2 megapiksel. Keduanya juga sanggup menghasilkan efek bokeh. Bedanya, kamera V9 6 GB lebih akurat dalam menentukan bagian mana yang harus di-blur dan bagian mana yang dibiarkan apa adanya.
Masih ada perbedaan keempat yang dalam pantauan HSW jarang dibahas oleh media. V9 reguler dan V9 6 GB mendukung dual SIM bukan hybrid. Ketika dua kartu nano SIM diselipkan, dua nomor tersebut dapat siaga bersamaan.
Dulu, saat HSW menguji pakai V9 reguler, bila nomor di selot SIM1 berada di jaringan 4G LTE, maka nomor di selot SIM2 maksimal masuk ke jaringan 3G. Demikian sebaliknya. Ponsel juga belum mendukung native VoLTE Smartfren.
Hal berbeda dijumpai di V9 6 GB. Selain kompatibel dengan native VoLTE Smartfren, dua nomor yang siaga dapat berada di jaringan 4G LTE secara bersama-sama. Jadi, skenario pemakaian seperti ini bisa dilakukan: SIM1 hanya untuk bertelepon via native VoLTE Smartfren, sedangkan SIM2 dipakai berinternet menggunakan 4G LTE operator lain.
Saat HSW mengetikkan naskah ini, harga ritel resmi V9 reguler dipatok Rp3,599 juta. V9 6 GB dijual Rp4,299 juta alias lebih mahal Rp700 ribu. Manakah yang Anda pilih?
Kalau ingin yang lebih revolusioner, nantikan kehadiran Vivo V11 Pro pada 12 September 2018. Beberapa jam setelah resmi diluncurkan, Anda bisa menjajal ponsel itu di towel-towel ponsel ala HSW. Acara digelar pada 12 September 2018 pukul 18.30-20.30 di sebuah mal di kawasan Senayan Jakarta. Klik tautan ini untuk mendaftar dan bergabung ke dalam grup WhatsApp peserta.
***
Inilah contoh hasil jepretan kamera V9 6 GB.
Saatnya mencoba kamera depan. Perhatikan perbedaan hasil foto saat efek bokeh nonaktif, bokeh aktif, dan bokeh + beautify aktif.
***
Tangkapan layar Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, kondisi awal RAM, dan versi firmware yang dipakai dalam uji pakai.
banyak yang tidak tertarik hanya karena merknya bukan xiaomi
Vivo V9 6GB harga resminya Rp. 4.299.000
Tapi di tokped byj yg jual Rp. 3.860.000
Di blibli malah bisa didapatkan Rp. 3.599.000
Harga yang sangat layak untuk mencoba SD660
Pak Jem,
Iya, harga di marketplace seringkali lebih murah daripada harga ritel resmi.
Rp3,599 juta? Apakah itu untuk V9 6 GB, Pak? Harga kulakannya saja nggak boleh segitu.
Benar Pak Herry, itu untuk versi 6Gb, namun saya lihat stoknya sudah habis.
Toko itu menjual 2 warna, merah dan hitam.
Untuk warna hitam benar di harga segitu, sedangkan warna merah Rpn 3.899.000
Wah. Itu lbh rendah dari harga kulak ? Jika begitu apakah jual ponsel Oppo dan Vivo sekarang keuntungannya tidak sebesar dulu ?
Pak Jem,
Oh begitu tho.
Benar, masih tergolong besar, tetapi tidak sebesar dulu. Kira-kira tinggal 50% daripada zaman dulu.
Kenapa semua review kamera hanya mengulas foto,padahal selain foto juga bisa merekam video..apakah karena hasil video nya sama aja dg hh sejenisnya,hanya tentang format dan resolusi saja?
Pak Ndemik,
Sebab, saya lebih banyak menguji pakai kameranya dengan pertimbangan kebanyakan orang juga lebih sering memotret.
Pak Herry, saya setuju deh dengan Pak Ndemik di atas. Sekarang kan udah banyak juga yang suka nge-vlog & pada bingung mau milih kamera apa untuk merekam video. Alangkah baiknya bila fitur perekam video suatu ponsel juga diulas. Bukan tidak mungkin bila suatu saat blog ini akan dijadikan acuan oleh calon-calon vlogger. Daripada ribet beli-beli camcorder terpisah, lebih baik bila memakai smarphone yg memiliki kualitas perekaman video yg bagus kan?
Pak Ruslan,
Terima kasih atas masukannya.
Ya bagus pak herry bikin channel youtube jg buat testing hp termasuk video test, speed test, ram management.. Ntar kalau channelnya rame bisa dapat uang tambahan kan pak.. Hhe
sayang tidak ada NFC ya pak herry..
Bu Ika,
Ya, tanpa NFC.
Koh, sorry minta saran dulu.. Itu kamera vivo v11 pro lebih baik kah dari v9 6gb ini? Kalo sama zenfone 5 bagusan mana koh?
Pak Radit,
Tak tahu. Lha Vivo V11 Pro kan belum meluncur resmi.
Pak HSW,
Apakah bloatwarenya banyak? Bisakah diuninstall? Soalnya temen punya hape Vivo banyak aplikasi bawaan yang mengganggu.
Pak Sugiono Lukito,
Kalau dibilang banyak sebenarnya tak terlalu banyak. Masalahnya, ada sebagian yang tidak bisa dihapus. Di-disable pun tak bisa. Yang buat saya paling menganggu adalah aplikasi Babe.
Pak Herry, mau tanya, antara Redmi 5A dengan Nokia 5,sebaiknya pilih mana ya?
Pak Amaris,
Kalau kamera boleh kurang bagus, ambil Nokia 5 saja.
Ko, vivo v11 pro apakah ada nfc nya?
Bu Novi,
Tidak ada.
maaf oot, koh minta saran untuk hp dengan harga maksimal 5 juta dengan kriteria sbb:
1. dimensi lebar maksimal setara dengan hp model lama dengan layar 5.5 inch
2. kinerja gegas untuk multitasking, bersosmed dan saya tidak suka game
3. kamera sudah termasuk bagus hasil jepretannya
4. batere yg awet
terima kasih masukkannya, sukses selalu koh…
Pak Bagus,
Xiaomi Redmi Note 5 varian RAM 4 GB.
Dear Pak HSW,
1. Mengingat Vivo dan Oppo bisa dikatakan sebagai “adik-kakak” dikarenakan dimiliki oleh Induk yang sama, apakah HP Vivo juga termasuk HP yang tidak akan pernah direkomendasikan Pak HSW seperti Oppo??Kalau tidak apa alasannya Pak?
2. Hape yang saat ini sangat banyak diperbincangkan yaitu Pocophone F1. Kira-kira apa pertimbangan Xiaomi tidak memakai merk dagang sendiri?misalnya dengan Merk Xiaomi F1 dsb..Apakah kualitas QC dan QA Pocophone sama dengan produk yang dikeluarkan Xiaomi?
Terima kasih Pak HSW
Pak Rahmat,
1. Tidak. Kalau Anda perhatikan, sebelum dulu sempat memasukkan Oppo ke dalam daftar hitam, ponsel itu pun saya rekomendasikan lho. Saat ini saya merekomendasikan ponsel Oppo dan Vivo tipe tertentu.
2. Karena ada perbedaan strategi, Pak. Jadi, bikin submerek deh. Sama.
salam kenal Pak Herry SW,
saya juga sependapat dengan usulan yang realistis bahwa ponselmu.com juga perlu mereview hasil video. apalagi hasil suara musiknya juga….
Pak Herry, berkat review Redmi 2 di ponselmu.com akhirnya saya memilih hp tersebut. itu tiga tahun yang lalu.
Mohon sarannya untuk menggantikan redmi 2 saya, adakah saat ini hp yang setara dari sisi kamera dan suara musiknya yang layak dibeli ? dengan dana sekitar 2 jt. Terimakasih.
Pak Kustono,
Terima kasih atas masukannya.
Kalau dana Anda agak longgar, dalam arti bisa agak banyak lebih dari Rp2 juta, silakan melirik Xiaomi Redmi Note 5. Kalau dananya mepet Rp2 juta, ya berarti Redmi 5 Plus.
Sayang datang telat.pocophone merusak banyak segmen pasar.seharusnya dr awal rilis.
Kayaknya masih mending xiaomi redmi note 5 pak
Fyi Saya bukan user xiaomi, tapi user LG G2
Pak Eko,
Kalau bicara kesepadanan harga dan kinerja keseluruhan, saya setuju dengan Anda.
pak herry sw
mau nanya pak ,mohon maaf diluar topik,kenapa ya saya pake Honor 9 lite ketika menggunakan smratfren kok tidak ada layanan?padahal kan udah support ya kalo diliat dari jaringan nya
Pak Henry,
Honor 9 Lite bergaransi resmi memang tidak kompatibel dengan Smartfren.
Waduh.. Jadi galau.. Gara2 Babe…. Sy pengalaman dgn Babe. Popup terus. Apa ada “trik” nya pak HSW, kalau diuninstall tidak bisa, dinonaktif juga tidak bisa?
Pak Stevan,
Matikan semua permission-nya. Hal itu agak membantu.
kalau versus redmi note 5, hasil kameranya (depan dan belakang) bagus mana, om?
Pak Reza,
* Kamera depan: relatif imbang.
* Kamera belakang: lebih bagus Redmi Note 5.
Koh Herry, jika diurutkan dari yang terbaik dari segi kamera belakang secara keseluruhan?zenfone 5, Mi A2, Redmi Note 5, Pocophone F1, Huawei Nova 3i, Moto Z, Galaxy S7, Oppo F9, Vivo V9 6GB, Vivo V11 Pro, MI A1, Zenfone 3, Zenfone 5Q, Oppo F7, LG G5 SE
Bagaimana urutan dari yang terbaik? Maaf kalo daftar hpnya banyak, makasih
Pak Adi,
Hmmm… kalau daftar ponselnya sebanyak ini, saya harus membongkar arsip foto dulu deh.
Koh Herry, jika MI A1, MI A2, Moto Z, Galaxy S7, Zenfone 3, Zenfone 5Q, Zenfone 5, Zenfone Zoom S, Vivo V9 6GB, Oppo F9, Redmi Note 5, Huawei Nova 3i, dan LG G5 SE diurutkan dari segi kamera mulai dari yang terbaik, bagaimana urutannya?
terima kasih
Pak Rianda,
Pertanyaan Anda kok persis sama dengan Pak Adi ya? Jawaban dari saya juga sama.
sejauh ini cuma di blog ponselmu yang selalu ada informasi native volte buat ponsel ponsel reviewnya, terima kasih pak herry … informasi ini sangat membantu
Pak Anton,
Terima kasih kembali.
Koh apa tidak tertarik dengan honor 10 untuk di review?
Pak Gilang,
Tidak. Karena alasan tertentu saya belum berani membeli ponsel Honor lagi, apalagi merekomendasikan orang lain untuk membelinya.
Yth Pak Herry,
Bagaimana dengan Redmi Note 5 RAM 6gb ? apakah ada perbedaan selain RAM dengan Redmi Note 5 RAM 4gb ?
Pak Ivan,
Hanya beda RAM.
Ko Herry,
Sy mau tanya ttg vivo V11 pro yg sdh pernah dipegang towel2 ko Herry itu, apakah :
1. Apakah Vivo V11 Pro mendukung native VoLTE Smartfren & dual 4G-4G?
2. Speaker earphone di Vivo V11 Pro maupun Oppo F9 yg segaris diatas camera itu, bila menerima tlp, apakah suaranya bisa terdengar jelas?
Dari pengalaman sy pakai hp Sony Ericsson K700i dulu, agak sulit mendengar suara org bicara di hp & itu yg buat sy ragu utk merekomendasikan hp tsb diatas pd anak sy.
Terima kasih,ko Herry atas kesediaannya menjawab nanti.
Pak Chely Sutio_Kiky,
1. Ya.
2. Jelas.
Selamat malam Om Herry, saya ingin bertanya.
1. Perusahaan/agen pemegang merk apa yang memasukkan ponsel Realme resmi ke Indonesia? Apakah masih berhubungan dengan Indonesia OPPO Electronics? Lalu, apakah pemegang Realme Indonesia naga-naganya sudah terlihat lebih profesional ketimbang Honor-nya icool kemaren? Saya sudah menerima iklan pengenalan merk mereka dengan bahasa indonesia dari frame Google AdSense di sebuah platform situs internet.
2. Apakah Om sempat bertanya kepada jajaran petinggi Advan, mengapa mereka sangat setia dengan MediaTek keluaran lawas? Bahkan ponsel terbaru mereka yang Om racuni beberapa hari terakhir di Twitter (hahah..) masih menggunakan MT6750T yang mana sudah keluaran 2,5 tahun silam. Apakah demi menghemat biaya pengembangan firmware, seperti Infinix yang cukup setia memakai MT6753 dan Snapdragon 430?
Terima kasih.
Pak Ega_32,
1. Hmmm… belum bisa saya paparkan.
2. Sepertinya lebih disebabkan kemudahan negosiasi dan menjalin kerja sama. Agar bisa menjalin kerja sama langsung dengan Qualcomm, diperlukan pemesanan dalam jumlah besar. Kuantitas pesanan dari ponsel merek lokal belum bisa sebesar itu.
Ko herry mau minta saran dong untuk budget 3 jt smartphone yang menyediakan 3 slot ( 2 sim, 1 memory card), bisa dibuat main game, kamera nya lumayan bagus, dan baterainya lumayan hemat. Kemarin sempat ngelirik Xiaomi MI A2 lite cuman ragu di kamera sama chipsetnya masih snapdragon 625, menurut ko herry apakah Xiaomi MI A2 Lite untuk harga resminya yg ram 4 GB 3 jt worth it? Dan waktu towel2 apakah hasil fotonya lumayan ko?
Terima kasih banyak
Pak Steven,
* Hmmm… Asus Zenfone Max Pro M1.
* Tak tahu. Lha saya belum menguji pakai Mi A2 Lite.
* Silakan lihat di https://ponselmu.com/membuka-kardus-dan-mencicipi-xiaomi-mi-a2-lite/
Pak herry
Kalau oppo f9 dibanding dengan vivo v9 yang mana yang lebih baik ?
Bu Dila,
F9. V9 itu cocoknya dikomparasikan dengan F7. Sedangkan F9 mestinya diadu dengan V11 Pro.
Pak hsw, meskipun v9 yg 6gb, tetap lebih bagus f9 ya?
Pak Stevan,
Ya. Mengapa tidak ambil V11 Pro saja, Pak? Kameranya lebih mantap.
V11 pro jelas lebih mahal kan ya.. hehe.. kalau F9 dengan V11 (bukan pro) gimana menurut pak HSW ? sekarang harga di pasar V11 dengan V96GB jadi hampir sama.. kenapa ya pak ?
Bu Sylvia,
* Tak tahu. Saya tak pernah mencoba V11.
* Itu sih bagian dari strategi pemasaran Vivo.
86 pak herry.. Makasih atas rekomnya
Bro HSW mohon dibantu. Saya butuh HP yang cameranya mumpuni. Maksudnya bisa buat foto malam hari, bisa bokeh dan misalkan dicetak pun masih layak untuk ukuran 10R.
Jadi untuk traveling ngga perlu bawa camera lagi. Cukup pake HP aja.
Kalo boleh harga maksimal 3 jt RAM minim 3, tapi kalo ngga ada tolong disarankan yg terbaik.
Yg penting camera dan video. Itu saja. Thanks alot B4
Pak Maynard,
Hmmm… kalau kebutuhannya seperti itu, ponsel harga maksimal Rp3 juta tak ada yang memenuhi syarat. Idealnya membeli Huawei P20 Pro yang harga resminya masih Rp11,999 juta. Harga pasar di bawah itu.
Kalau dipaksakan di harga maksimal Rp3 juta, Xiaomi Redmi Note 5 varian RAM 4 GB menjadi pilihan terbaik. Harga ritel resminya Rp2,799 juta.
Mohon info bro HSW. Saya butuh HP yang cameranya bagus. Yang bisa bokeh, bisa buat foto malam dan bisa dicetak paling tidak ukuran 10R.
Bujet sekitar 3jt an. Ram minimal 3GB
Jadi kalo traveling ngga usah bawa pocket lagi.
Kalo ngga ada yg 3 jtan bisa di sarankan kira kita berapa bujet yg harus saya siapkan.
Thanks alot b4
Pak Maynard,
Pertanyaan serupa tadi sudah saya jawab. Silakan cek jawaban saya di bawah pertanyaan pertama yang Anda kirimkan ya.
Sore Om Herry….
Semenjak OPPO mengeluarkan F7 dan Vivo V9 (terutama yg RAM 6GB) ini saya jadi tertarik mencoba salah 1 dr kedua merk tsb…
Saat ini saya menggunakan LG V20, ukurannya terlalu lebar di genggaman saya dan sudah mulai agak lemot terutama utk membuka bbrp aplikasi media sosial, tp yg saya suka dr V20 ini adalah sudah mendukung QC 3.0 dan batrenya bisa diganti2.
Dipikir2, sptnya saya juga ngefans sm LG, suka bgt sama UInya tapi selalu jelek di kualitas LCD dan batre…
Yg mau saya tanyakan :
1. Waktu pengisian daya batre utk Vivo V9, OPPO F7 dan Vivo V11 apakah memakan waktu lama?
2. Dari LG V20 berganti ke salah 1 merk/tipe di atas, termasuk bijak atau tidak Pak?
Pak Edwin,
1. Tak pernah saya ukur.
2. Mending V11 Pro sekalian deh.
Pak, pertanyaan saya uda masuk atau belum ya?
Pak Edwin,
Yang mana ya? Saya tak ingat satu per satu. Perhatikan saja pertanyaan Anda sudah saya jawab atau belum. Kalau belum, berarti tidak masuk.
Ternyata pertanyaan saya sudah masuk dan sudah Pak Herry jawab, tepat 1 pertanyaan di atas ini Pak…
Saya tny “Pertanyaan saya sudah masuk apa belum?” Krn skrg saya tdk dpt notifikasi lagi via email Pak, beda dgn dulu…
Saya tertarik juga dgn V11 Pro sih Pak, cuma saya kurang suka dgn sensor sidik jari dlm layar Pak, masi ada bbrp kekhawatiran mengingat itu masi produk awal hehehe….
1. Sensornya tdk secepat dgn sensor sidik jari konvensional
2. Dgr2 kalo dipasang pelindung layar, malah smakin mengurangi sensitifitas scanning sidik jarinya Pak…
Pak Edwin,
* Notifikasi email kalau pertanyaan sudah terkirim? Wah, saya malahan baru tahu kalau penanya memperoleh notifikasi seperti itu, Pak.
1. Memang tak secepat sensor sidik jari konvensional.
2. Kalau pelindung layar yang plastik biasa saja tak masalah. Kalau tempered glass, sensitivitas terasa sedikit berkurang.
Iya Pak, seingat saya dulu, setelah mengirimkan pertanyaan, saya dpt email dr yg isinya menyebutkan kalau pertanyaan sedang dalam tahap apa gitu Pak… Jujur saya lupa, yg pst tdk adem ayem spt skrg ini…
O iya, pembelian V11 Pro sudah terpasang anti gores plastik ya Pak?
Pak Edwin,
* Oh dulu begitu ya. Saya malahan baru tahu lho. Tidak ada pengaturan yang saya utak-atik.
* Iya.